CeritaDewasa Tetangga Yang Bernama Ibu Sania - Aku punya tetangga bernama ibu Sania. Umurnya sekitar 45 tahunan. Ia seorang Ibu Rumah Tangga dengan 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa semua. togel indonesia. wajahnya biasa saja, hanya sedap dipandang mata (kaya lagunya Ahmad Albar dkk). Tubuhnya gemuk tidak kurus pun enggak. Montok dan sekel.
Suamiku selingkuh dengan ibu mertua Kehidupan rumah tangga Aila mulai hancur saat datang istri baru ayah mertuanya yang masih muda dan cantik. Suami Aila, Rendy, mulai meninggalkannya dan membuat Aila menderita. ibu mertua tiri membuat Aila seperti pembantu di rumahnya sendiri, menghinanya, dan membuat suami Aila berpaling darinya. Hati Aila merasa semakin hancur ketikan mengetahui perselingkuhan suaminya dengan ibu mertuanya sendiri. Dokter Alex yang merawat ayah mertua Aila pun membantunya dari keterpurukan itu, meningkatkan kepercayaan diri Aila. viewsOngoing Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku Hamdan yang selalu memberikan gaji pada Ibu dan suadaranya, memberikan nafkah hanya 30 ribu pada sang istri. Tanpa mereka tahu Nasna mempunyai penghasilan sendiri, hingga dia bisa lepas dari pernikahan beracun. viewsCompleted Setelah Diusir Ibu Mertua Aku memutuskan keluar dari rumah mertua, setelah anakku disuapi pisang saat umurnya baru tiga bulan. Ibu mertua justru mengusirku, tapi meminta supaya anakku tetap tinggal. Aku tak tinggal diam. Kubujuk suamiku supaya mau hidup terpisah dari sang ibu. Bersediakah suamiku menuruti inginku, ataukah memilih bertahan serumah dengan mengorbankan aku dan anakku? viewsOngoing Ibu Mertua Luar Biasa Anisa memiliki seorang ibu mertua yang sangat penyayang dan selalu membela menantunya. Ibu mertuanya yang bernama Aminah itu memiliki karakter yang berbeda dengan mertua lainnya. Kebaikan hati Bu Aminah menginspirasi Anisa untuk menulis novel berjudul ibu mertua luar biasa. Namun, dibalik kebaikan ibu mertuanya, kehidupan rumah tangga Anisa harus diuji dengan suami egois dan tukang selingkuh. Sementara itu Bu Aminah sangat menyayangi dan selalu membela Anisa karena ia merasa pernah berada di posisi istri yang diselingkuhi suaminya. Maka ia bertekad untuk mengubah sikap putranya yang sering semena-mena pada istri. Apakah Anisa akan bertahan dengan suaminya yang jelalatan dan suka berkhianat? viewsOngoing Kado untuk Ibu Mertua Ines selalu mendapatkan perlakuan buruk dari ibu dan kakak kandungnya. Trauma yang begitu dalam membuat ia menganggap semua orang akan memperlakukan hal yang sama seperti ibu dan kakaknya. Hingga menikah, Ines masih saja minder dan tidak percaya diri. Bayangan ibu yang selalu membedakannya dengan sang kakak selalu mengikuti hingga ia takut dengan yang namanya mertua dan ipar. Akan tetapi, siapa sangka ternyata mertua dan iparnya sangat baik. Mereka menyayangi Ines seperti keluarga sendiri. Hingga di kemudian, ia tahu bahwa Ines bukanlah anak kandung dari ayahnya. viewsOngoing Terpaksa Menikah dengan Calon Mertua Tepat di hari pernikahan, calon suamiku justru ketahuan menghamili perempuan lain. Perasaanku sulit dijelaskan! Belum lagi, untuk menyelamatkan muka, aku harus menikahi orang yang tadinya calon mertuaku. Walau ganteng dan baik, tapi kan om-om.... viewsCompleted Saat Ibu Mertua Berdiri Dipihakku Dwi, harus menerima kenyataan pahit bahwa dengan lugas Mas Dimas, suaminya berniat ingin menceraikannya. Padahal usia pernikahan mereka hanya berkisar dua minggu saja. Apa yang harus dilakukan oleh Dwi? Apakah dia akan pasrah menerima keputusan suaminya dan berstatus sebagai janda di usia yang masih belia? Yuk ikuti ceritanya! viewsCompleted Ibu Mertua Melarang BerKB Melati dilarang menggunakan KB oleh ibu mertuanya, karena ibu mertuanya itu menginginkan cucu yang banyak darinya, padahal kehidupan mereka jauh dari kata cukup. Mereka hanya tinggal di sebuah rumah petak yang hanya memiliki dua buah kamar, bahkan suami Melati hanyalah seorang sopir angkutan umum. Melati akhirnya menuruti kemauan ibu mertuanya itu, hingga ia kini memiliki 4 orang anak di usianya yang ke 32 tahun. Hal tersebut menjadikan dirinya bahan bullyan tetangga, karena harus tinggal di rumah yang sempit dengan anggota keluarga berjumlah 7 orang. Namun, tanpa Malati tahu, rupanya mertuanya itu adalah seorang konglomerat yang berpura-pura hidup miskin. 0382 viewsOngoing Disia-siakan Keluarga, Diratukan Ibu Mertua Meski sudah menikah, keluarganya tak pernah berhenti mengintimidasi dan meminta uang kapan saja, sementara orang-orang yang iri selalu berusaha menjatuhkan Hana. Mulai dari teror lewat pesan teks berantai, maupun bullyan verbal saat Hana muncul di ruang publik. Hingga suatu hari, sebuah rahasia akhirnya terbongkar kalau ternyata orangtua yang selama ini merawat Hana bukanlah orangtua kandungnya. viewsOngoing Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan Hubunganku, yang tidak direstui oleh Ibu dari suamiku. Ternyata, malah berdampak buruk, terhadap kehidupan rumah tanggaku. Aku, selalu dihina dan diremehkan oleh Ibu mertuaku. Bahkan, kata-kata pedas pun selalu keluar dari mulutnya. Ibu selalu membicarakan kejelekanku, kepada setiap orang. Bahkan, terkadang ia selalu melebih-lebihkannya. Sehingga, orang-orang selalu menilaiku, menantu tidak tahu diri. Selain Ibu, ada juga tetangga yang mulutnya selalu nyinyir, terhadapku. Dia selalu mencari celah buat menghinaku. Tetapi, semua penghinaan yang aku terima, baik dari Ibu mertua atau dari si tetangga. Berangsur menghilang, seiring berjalannya waktu. Karena, kini mereka tahu, kalau aku ini siapa, tanpa harus menunjukan siapa aku. Mau tau tentang kisahku ini, ayo cus baca! Jangan lupa subscribe, kasih komentar serta love di setiap babnya. Terima kasih. viewsCompleted StimMelayu- Aku Dan Mertua Ku | Melayu Cerita Lucah ,Cerita Lucah ,Gambar Bogel, Awek Melayu Bogel, Gambar lucah, Video Lucah, Klip Lucah, 3gp Lucah, Buku Lucah, Novel Lucah, Awek Cun Comel, Selfie Bogel, Makcik Minah Tudung, Skodeng. Kisah ini berlaku pada diriku bermula 2 tahun dahulu dan telah berterusan sehingga kini. Aku tidak minta
Kamis, 09 April 2020 – 2233 WIB Ilustrasi Fajar Krisna/Radar Surabaya - Zaman memang sudah edan. Asmara terlarang pun kian marak, tanpa mengenal status dan usia. Itu pula yang terjadi pada Sephia dan Donwori -bukan nama sebenarnya- yang sebenarnya berstatus mertua dengan menantu. Sephia adalah ibu kandung Karin -juga bukan nama sebenarnya- yang bersuamikan Donwori. Karin paham benar bahwa ibunya punya penampilan yang sangat menggoda. Sephia yang sudah berusia 53 tahun masih tampak ayu dan berbodi aduhai. Sephia juga bergaya layaknya Mahmud Abas yang tak lain akronim dari mama muda anak baru satu. Pokoknya Sephia masih sangat menarik bagi lawan jenisnya. Namun, Karin tak pernah menyadari bahwa ibunya menjadi duri dalam rumah tangganya. Karin meyakini suaminya tak akan tergoda Sephia. Namun, prasangka baik Karin ternyata salah. Dia melihat sendiri bagaimana ibunya dan Donwori tengah asyik masyuk. Karin menceritakan kisah rumah tangganya di kantor pengacara dekat Pengadilan Agama Kelas I A Sudabaya, belum lama ini. Ceritanya begini. Suatu ketika Donwori mengantar Sephia berangkat kerja. Di usia yang tak muda lagi, Sephia masih bekerja dengan menjalankan usaha salon. Zaman memang sudah edan. Asmara terlarang pun kian marak, tanpa mengenal status dan usia. Silakan baca konten menarik lainnya dari di Google News BERITA TERKAIT Dituding Selingkuh, Istri Ari Wibowo Bilang Begini Ini Alasan Raline Shah Belum Juga Menikah, Oalah Pasangan Mengetahui Anda Selingkuh, Lakukan 5 Hal Ini untuk Mengatasinya Desta Diduga Berselingkuh, Pihak Natasha Rizky Bilang Begini Waspada Ladies, Ini 9 Tanda Pria Selingkuh, yang Terakhir Jelas Banget Terungkap, Virgoun Sempat Ingin Berpoligami
CeritaDewasa - Kenalkan nama saya Eko, 17 tahun, dan Kiki, 16 tahun.. cerita ini terjadi 7 bulan yang lalu dan sejauh ini semuanya dimulai ketika saya pulang dari sekolah di sore hari, kos saya dan Kiki hanya bersebelahan . dan saat itu kamar kiki tidak terkunci, jadi saya hanya pergi ke kamar kiki untuk mengajaknya makan. Ketika saya masuk, saya melihat Kiki tidur tanpa selimut.
Berita tentang rencana acara peringatan tiga tahun meninggalnya almarhum ayah mertuaku yang disampaikan Rosyid saudara istriku dari kampung, tidak terlalu mengejutkan. Karena aku dan istriku Marni telah memperhitungkan sebelumnya hingga sudah menyiapkan anggaran untuk keperluan kegiatan itu guna membantu ibu yang membuatku terkejut, sebelum pulang Rosyid menyeretku dan berbisik memberitahu bahwa di kampung belakangan santer beredar isu bahwa ibu mertuaku ada main dengan Barnas, tukang ojek warga setempat. “Saya kira Barnas hanya mengincar duitnya Bude Amah nama ibu mertuaku Salamah. Bude kan sudah tua, masa sih Kang Barnas mau kalau nggak ngincar uangnya,” kata Rosyid, saat aku mengantar dia keluar rumah dan tidak ada Marni di dekat Rosyid, ia menyampaikan itu agar aku jangan kaget jika mendengarnya. Juga diharapkan dapat mengingatkan ibu mertuaku. Karena menurut Rosyid, warga kampung sudah geregetan dan berniat menggerebeknya kalau sampai ketahuan. “Terima kasih informasinya Sid. Saya akan mencoba mengingatkan ibu kalau ada saat yang perselingkuhan ibu mertuaku dengan tukang ojek itulah yang membuatku banyak termenung dalam bus yang membawaku dari Jakarta menuju ke desa di sebuah kabupaten di Jawa Tengah. Seperti halnya Rosyid, aku juga tidak habis pikir kenapa ibu mertuaku sampai terlibat selingkuh dengan bekas istri Sekdes dan tergolong orang berada di kampungnya, ibu mertuaku termasuk pandai merawat diri di samping tergolong lumayan cantik. Maka meskipun usianya telah 52 tahun, masih nampak sisa-sisa berkulit bersih itu juga bisa dibilang masih menyimpan pesona untuk membangkitkan hasrat lelaki. Jadi tidak benar anggapan Rosyid bahwa ibu mertuaku tidak menarik lagi bagi laki-laki. Bagian pantat dan busungan buah dadanya memang masih menantang. Aku tahu itu karena ibu mertuaku sering hanya mengenakan kutang dan menutup tubuhnya dengan balutan kain panjang saat di dalam dari tubuh ibu mertuaku yang sudah kurang menarik hanya pada bagian perutnya. Seperti kebanyakan wanita seusia dia, perutnya sudah tidak rata. Juga lipatan yang sudah mulai muncul di bagian leher dan kelopak untuk bagian tubuh yang lainnya, sungguh masih mampu membuat jakunku turun naik. Kakinya yang panjang, betisnya masih membentuk bulir padi dengan paha yang mulus dan membulat kekar. Dadanya juga sangat montok. Entah kalau soal masih kenyal dan tidaknya. Aku sendiri suka ngiler karena tetek istriku tak sebesar punya ibunya itu di samping kulit istriku tak secerah kulit ketika ibu berkunjung dan menginap beberapa lama di rumahku, aku nyaris gelap mata. Saat itu Marni istriku baru melahirkan anak pertamanya. Ibu sengaja datang dan tinggal cukup lama untuk menggantikan peran Marni mengurus tinggal di rumahku, kebiasaan ibu mertuaku di desa yang hanya mengenakan kutang dan membalut tubuh bagian bawah dengan kain panjang saat di rumah, tetap dilakukannya. Alasannya, Jakarta sangat panas hingga ia merasa lebih nyaman berbusana ala Tarzan seperti tidak ada masalah, karena ibu mertuaku hanya berpakaian seperti itu saat ada di dalam rumah. Namun khusus bagiku saat itu jadi terasa menyiksa. Betapa tidak, sementara harus berpuasa syahwat karena istri yang tidak bisa melayani selama 40 hari setelah melahirkan sementara setiap saat aku seolah disodori pemandangan menggiurkan penampilan ibu ibu mertuaku tanpa merasa risi sering berpakaian setengah telanjang memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang masih merangsang di hadapanku. Bahkan kutang yang dipakainya kerap tampak kekecilan hingga susunya yang besar tidak bisa muat sepenuhnya terbungkus kutang yang dipakainya. Aku jadi tersiksa, terpanggang oleh nafsu yang tak bahkan pernah gelap mata dan nyaris nekad. Malam itu, saat hendak buang air kecil ke kamar mandi, aku sempat berpapasan dengan ibu mertuaku yang juga baru dari kamar mandi. Namun yang membuat mataku melotot, ia keluar dari kamar mandi nyaris bugil. Hanya mengenakan BH, sementara kain panjang yang biasa dipakainya belum dilitkan di dengan santainya, sambil jalan digunakannya kain panjang itu untuk mengelap bagian bawah tubuhnya yang basah. Terutama di selangkangannya untuk mengelap memeknya yang baru tersiram air. “Ee.. ee.. kamu belum tidur Win?” katanya tergagap ketika menyadari kehadiranku.“Be.. be.. belum Bu. Saya mau ke kamar mandi dulu,” ujarku sambil memelototi tubuh telanjangnya jadi tersipu ketika merasa sorot mata menantunya terarah ke selangkangannya. Ia berusaha dengan susah-payah melilitkan kain panjangnya untuk menutupi bagian tubuhnya itu. Lalu bergegas menuju ke kamarnya. Namun sebelum masuk ke kamar ia sempat berpaling dan melempar senyum padaku. Senyum yang sangat sulit malam itu menjadi malam yang sangat menyiksa. Sebab kendati sepintas aku sempat melihat kemulusan pahanya serta memeknya yang berjembut lebat serta pinggul dan pantatnya yang besar. Akibatnya kejantananku yang sudah hampir setengah bulan tak mendapatkan penyaluran langsung berdiri mengacung dan tak mau tidak menimbang bahwa dia adalah ibu dari wanita yang kini menjadi istriku dan nenek dari anakku, rasanya aku nyaris nekad mengetuk pintu kamarnya. Sebab dari senyumnya sepertinya ia memberi peluang. Dan aku sangat yakin di usianya yang telah 52 tahun ia masih memiliki hasrat untuk disentuh meredakan ketegangan yang sudah naik ke ubun-ubun, malam itu aku menyalurkan sendiri hasrat seksualku dengan beronani. Aku mengocok di kamar mandi sambil membayangkan nikmatnya meremasi tetek besar ibu mertuaku serta menancapkan kontolku ke lubang memeknya yang berbulu sangat soal ibu mertuaku yang terlibat perselingkuhan dengan tukang ojek, ternyata bukan isapan jempol. Itu kutahu setelah sampai di kampungku. Aku mendapatkan kepastian itu dari Ridwan, temanku yang menjadi guru di salah satu SD di kampungku. Aku memang sempat mampir ke rumahnya sebelum ke rumah ibu mertuaku.“Kalau mungkin setelah acara peringatan almarhum ayah mertuamu, sebaiknya Bu Amah kamu ajak saja ke Jakarta Win. Jadi tidak menjadi aib keluarga. Soalnya orang-orang sudah mulai menggunjingkan,” kata dia saat aku saran Ridwan memang sangat tepat. Tetapi kalau ibu mertuaku menolak, rasanya sulit juga untuk memaksanya. Untuk berterus terang bahwa sudah banyak warga kampung yang tahu bahwa ibu mertuaku berselingkuh dengan Barnas dan warga berniat menggerebeknya, ah rasanya sangat tidak pantas mengingat kedudukanku sebagai berpikir keras dalam perjalanan ke rumah ibu mertuaku, kutemukan sebuah solusi. Bahkan ketika aku mulai memikirkan langkah-langkah yang akan kulakukan, tak terasa batang penisku jadi menegang. Hingga aku segera bergegas agar segera sampai ke rumah dan tidak kemalaman. Aku takut ibu mertuaku sudah tidur dan tidak bisa menjalankan ibu mertuaku belum tidur dan ia sendiri yang membukakan saat aku mengetuk pintu. Seperti biasa setelah kucium tangannya, ibu langsung memelukku. Namun berbeda dari biasanya, pelukan ibu mertuaku yang biasanya kusambut biasa-biasa saja tanpa perasaan kali ini sangat kunikmati. Bahkan kudekap erat hingga tubuhnya benar-benar merapat ke biasa ia hanya memakai kutang dan melilitkan kain panjang di pinggangnya. Saat kupeluk buah dadanya terasa menekan lembut ke dadaku. Teteknya yang besar masih lumayan kenyal, begitu aku membathin sambil tetap dengan sengaja aku sempat mengusap-usap punggungnya dan mukaku sengaja kudekatkan hingga pipiku dan pipinya saling menempel. Tidak hanya itu, aku yang memang punya rencana tersendiri, sengaja mencoba memancing reaksinya. Puas merabai kehalusan kulit punggungnya, tanganku meliar turun. Ke pinggangnya dan terus ke bokongnya yang terbalut lilitan kain ibu mertuaku tidak memakai celana dalam. Karena tidak kurasakan adanya pakaian dalam yang dikenakan. Namun yang membuatku makin terangsang, pantat besar ibu mertuaku ternyata masih cukup liat dan padat. Ah, pantas saja Barnas mau menjadi pasangan selingkuhnya. Rupanya Barnas punya selera yang bagus juga pada tubuh perempuan, pikirku kembali tidak menyadari atau menikmati yang tengah kulakukan, ibu mertuaku tidak memprotes saat tanganku mulai meremasi bongkahan pantatnya. Namun setelah beberapa lama akhirnya ia bereaksi. “Uu… udah Win nggak enak kalau ketahuan si mbok. Ia belum tidur, masih bersih-bersih di dapur,” ujarnya.“I. ii.. iya Bu. Maaf saya kangen banget sama ibu,”“Marni dan Rafi nggak ikut Win?” kata ibu padanya kehamilan Marni sudah masuk ke hitungan sembilan bulan dan Rafi sering rewel kalau berpergian jauh tanpa ibunya jadi mereka tidak ikut pulang. “Ohh… ya nggak apa-apa. Manto adik istriku juga katanya tidak bisa datang. Dia cuma kirim wesel,” ujarnya ibu aku diantar ke kamar yang biasa kupakai bersama Marni saat pulang kampung. Namun saat ia menyuruhku mandi, kukatakan bahwa tubuhku agak meriang. “Oh.. biar si mbok ibu suruh merebus air untuk kamu mandi biar seger. Sudah kamu tiduran saja dulu. Kalau mau nanti ibu pijitin dan dibalur dengan minyak dan bawang merah ditambah balsem gosok setelah mandi biar hilang masuk anginnya,” katanya sambil bergegas keluar dari ia melangkah pergi, kupandangi goyangan pantat besarnya yang tercetak oleh lilitan kain panjang yang dipakainya. Pantat yang masih padat dan liat. Perutnya memang mulai sedikit membuncit. Maklum karena usianya sudah tidak muda lagi. Namun dengan posturnya yang tinggi besar kekurangannya di bagian perut itu dapat mandi dan makan malam, aku pamit pada ibu mertuaku untuk masuk kamar. Tetapi sambil jalan aku kembali berpura-pura seperti orang yang tengah tidak enak badan. Maksudku untuk mengingatkan ibu mertuaku perihal tawarannya untuk memijiti tubuhku. Dan benar saja, melihat aku memegangi kepalaku yang sebenarnya tidak pusing dia langsung tanggap.“Oh ya mbok, tolong ambilkan minyak goreng, bawang merah dan balsem untuk memijit Nak Win. Sesudah itu si mbok tidur saja istirahat karena besok harus siap-siap masak,” perintah ibu mertuaku pada Mbok Dar, pembantu yang sudah lama ikut keluarga lebih dari lima menit, ibu mertua menyusulku masuk kamar membawa piring kecil berisi minyak goreng, irisan bawang merah dan uang logam serta balsem gosok. “Katanya mau dipijit. Ayo buka kaos dan sarungnya. Kalau dibiarkan bisa tambah parah masuk anginnya,” ujarnya setelah duduk di tepian ranjang tempat aku itu aku hanya memakai celana dalam tipis di balik sarung yang kupakai. Maka setelah sarung dan kaos kulepas, seperti halnya ibu mertuaku yang hanya memakai kutang dan membalut tubuh dengan kain panjang, tinggal celana dalam tipis yang masih melekat di kulihat mata ibu mertuaku menatapi tonjolan yang tercetak di celana dalamku. Sejak memeluk dan meremas pantat ibu mertuaku serta merasakan busungan buah dadanya menempel di dadaku, penisku memang mulai bangkit. Kuyakin batang kontolku itulah yang tengah menjadi perhatiannya. Boleh jadi ia mengagumi batang kontolku yang memang ukurannya tergolong panjang dan memang tidak menatapi secara langsung ke selangknganku. Tetapi sambil mencampurkan bawang merah, minyak dan balsem di piring untuk dibalurkan di tubuhku sebelum dipijat, sesekali ia mencuri pandang. Aku makin yakin bahwa gairahnya dalam urusan ranjang memang masih belum padam. Dan karena lirikan mata ibu yang sering tertuju ke selangkanganku itulah aku menjadi makin berani melaksanakan siasat yang telah kurencanakan.“Bu sebenarnya saya nggak meriang. Saya hanya ingin ngoborol berdua dengan ibu karena kangen dan ada yang ingin disampaikan,” ujarku mertuaku tampak kaget. Ia yang tadinya hendak membalurkan campuran balsem, minyak kelapa dan bawang merah ke dadaku diurungkannya dan menatapku penuh tanda tanya. Bahkan terlihat makin panik ketika kukatakan bahwa yang ingin kuketahui adalah soal hubungannya dengan Barnas, pria yang berprofesi sebagai pengojek termasuk soal kegeraman masyarakat yang ingin menangkap basah ibu dan selingkuhannya piring kecil berisi ramuan untuk urut yang dipegangnya tumpah karena kekagetannya, segera kuambil alih. Sambil bangkit dari tidur, kuugenggam tangan ibu mertuaku setelah piringnya kutaruh di meja kecil dekat tempat tidur. “Ibu ceritakan saja sejujurnya pada saya biar nanti kalau sampai Marni tahu saya bisa membantu menjelaskan dan memberinya pengertian,” kataku.“Jangan Win, tolong jangan. Jangan sampai Mirna tahu soal ini. Dia belum tahu kan?” Ibu mertuaku menghiba. Ia tampak makin panik.“Belum Bu. Hanya saya yang tahu dari orang-orang. Makanya ibu ceritakan saja semuanya. Ibu benar-benar serius hubungannya dengan Barnas?”Setelah kudesak dan kuyakinkan bahwa aku tidak akan menceritakannya pada Marni, ia akhirnya bercerita. Menurutnya, ia sampai berhubungan dengan Barnas karena iseng dan kesepian. Setelah mencobanya sekali, menurut pengakuan ibu mertuaku, sebenarnya ia tidak berniat mengulangnya lagi. Takut menjadi gunjingan di setiap kesempatan Barnas sering datang dan mendesak. Bahkan mengancam akan menceritakan kepada orang-orang bila ibu mertuaku tidak melayaninya. Hingga sudah tiga kali terpaksa ibu mertuaku melayani Barnas. “Setelah bapaknya Marni tidak ada ibu sering kesepian Win. Sampai akhirnya ibu khilaf,” ujarnya.“Kalau dengan Pak Lurah, hubungannya sejauh mana Bu,”Aku mempertanyakan itu karena selain dengan Barnas ada pula kabar miring yang kudengar dari teman di kampung, Pak Lurah juga sering bertandang ke rumah ibu mertuaku. Namun kabar miring itu ditepisnya tegas-tegas oleh ibu mengakui beberapa kali Pak Lurah datang ke rumah. Bahkan pernah mengajaknya untuk menikah siri atau menikah tidak resmi. Tetapi menurut ibu mertuaku, ia dengan tegas telah menolaknya hingga akhirnya tidak pernah datang lagi.“Ibu memang cantik dan sexy sih. Saya saja suka nggak tahan kalau melihat ibu,” kataku mencoba memancing.“Huussh.. ngomong apa kamu Win. Ibu kan sudah tua,”“Eeh bener lho Bu. Ingat nggak waktu saya memergoki ibu malam-malam keluar dari kamar mandi dan sempat melihat i.. itunya Ibu?”Kuceritakan pada ibu mertuaku bahwa saat itu aku benar-benar sangat terangsang. Bahkan nyaris nekad menyusul ibu ke kamar. Namun karena takut ibu menolak, akhirnya kuurungan. Hanya di kamar, sampai pagi aku tidak bisa tidur karena hasrat yang tak tersenyum mendengar ceritaku. Menurutnya, saat itu ia memiliki perasaan serupa karena gairahnya juga lagi tinggi. “Kalau saat itu kamu nekad masuk kemar pasti kejadian deh,” itu mendorongku bertindak nekad. Kulingkarkan tanganku ke pundaknya dan kukecup lembut pipi ibu mertuaku. Ia agak kaget dengan tindakan nekadku itu namun tidak berusaha menolak. “Kalau begitu sekarang saja ya Bu. Saya pengin banget, ’ kataku berbisik di telinganya.“Ta.. ta.. tapi Win,”Tetapi ibu mertuaku tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena mulutnya langsung kusumbat dan kulumat dengan mulutku. Ia sempat gelagapan. Namun ia yang awalnya hanya diam atas serangan mendadak yang kulancarkan, akhirnya memberi perlawanan saat lidahku mulai kujulurkan menyapu di seputar rongga terus melumat bibirnya, aku makin berani untuk bertindak lebih jauh. Kuremas teteknya yang masih terbungkus BH warna hitam. Namun karena kurang puas, tanganku merogoh untuk meremas langsung gunung kembarnya. Payudaranya ternyata sudah agak kendur. Hanya ukurannya benar-benar mantap. Bahkan lebih besar dibanding susu Marni meski dia sedang juga besar dan menonjol. Aku jadi makin gemas untuk terus meremas dan memain-mainkan pentil-pentilnya. Ibu mertuaku menggelinjang dan mendesah. Bahkan tanpa kuminta dilepaskannya pengait pada BH yang dipakainya hingga penutup buah dadanya terlepas. Aku jadi makin leluasa untuk terus meremasi teteknya.“Tetek ibu udah kendor ya Win?” kata ibu mertuaku lirih.“Ah nggak. Tetek ibu besar dan mantep. Saya sangat suka tetek ibu. Ngegemesin banget,”“Punya Marni juga besar kan?”“Tapi masih kalah besar di banding punya ibu ini,” kataku sambil meremas gemas dan membuat ibu mertuaku memekik yang semula pasif menyandar ke tubuhku sambil menikmati belaian dan remasan tanganku di teteknya, kian terbangkitkan hasratnya. Tangannya mulai menjalar dan menyentuh kontolku. Mengelus dan meraba meski masih dari luar celana dalam yang kupakai. Mungkin ia sudah kebelet ingin menggenggam dan melihat membantunya dengan memelorotkan celana dalamku. Benar saja, setelah terlepas ibu mertuaku langsung meraih batang zakarku. Mengelus kepala penisnya yang membonggol dan mengocok-ngocoknya perlahan batangnya. Tampaknya dia benar-benar ahli untuk urusan memanjakan pria. Bahkan biji-biji pelir kontolku diusap-usapnya menikmati kocokannya, kulepas lilitan kain panjang yang membungkus tubuh ibu mertuaku. Tidak terlalu sulit karena ia hanya melilitkan dan menggulungkannya di atas pusarnya. Sekali tarik langsung tidak keliru. Ia tidak memakai celana dalam di balik kain panjang yang dipakainya. Wow memeknya terlihat sangat membukit di antara kedua pangkal pahanya. Aku yang sudah dua bulan puasa karena perut Marni yang makin membesar akibat kehamilannya menjadi tidak sabar untuk segera menyentuhnya. KUbaringkan tubuh ibu mertuaku lalu aku mengambil posisi berbaring dengan arah cuma tetek Marni yang kalah besar dengan milik ibunya. Dari segi ukuran dan ketebalannya, memek mertuaku juga lebih unggul. Mantap dan menawarkan kehangatan yang menantang untuk direguk. Aku langsung mengecup dan mencerucupi inchi demi inchi organ vital milik ibu mertuaku. Menjilatinya mulai lipatan bagian dalam pahanya hingga ke bagian yang membukit dan ke celahnya yang hangat dan sudah mulai tak mau kalah. Kurasakan biji-biji pelirku dijilati dan dicerucupi serta dikulumnya. Tubuhku mengejang menahan kenikmatan yang tengah diberikan ibu mertuaku. Meski harus setengah dipaksa, Marni memang sering mengulum penisku sebelum bersetubuh. Namun yang dilakukan ibu mertuaku dengan mulutnya pada penisku sangat terlalu lama pertahananku bisa jebol dan KO sebelum dapat memberi kepuasan kepada ibu mertuaku. Aku tidak mau ibu mertuaku menyangsikan kejantananku. Apalagi di perselingkuhan pertama kami. Untuk mengimbangi permainannya, lidahku kubenamkan dalam-dalam di lubang memeknya dan mulai mencongkel-congkel membuka lebar-lebar pahanya dan menghentikan jilatan serta kulumannya pada kontolku. Rupanya ibu mulai menikmati permainan mulutku di liang sanggamanya. Itilnya makin menyembul keluar akibat pososi pahanya yang makin mengangkang. Makin kuintensifkan fokus permainanku pada kelentitnya. Kukecupi, kuhisap dan kutarik-tarik itilnya dengan bibirku.“Aakkhhhh… ssshh aahhhkkkhh enak bangat Win. Kamu apakan itil ibu Win. Aakkkhh… aakhhhh… aaaaaahhhhh,”Rintihan dan erangan ibu makin menjadi. Bahkan sesekali terlontar kata-kata jorok dari mulutnya. Bisa-bisa Mbok Darmi, pembantu ibu mertuaku yang tidur di belakang mendengar dan menaruh curiga. Maka langsung kutindih tubuh ibu dan kusumbat mulutnya dengan mulutku. Lalu dengan tanganku, kuarahkan kontolku ke liang ibu mertuaku menggerinjal saat batang penisku menerobos masuk di lubang memeknya. Ia memekik tertahan dan dicubitnya pantatku. “Ih.. jangan kenceng-kenceng nusuknya. Kontol kamu kegedean tahu…” kata ibu mertuaku tapi tidak dalam nada juga dipuji ibu bahwa ukuran penisku cukup gede. “Sama punya Barnas gede mana Bu?”Ibu rupanya kurang suka nama itu disebut. Ia agak merengut. “Membayangkan ibu disetubuhi Barnas saya cemburu Bu. Makanya saya pengin tahu,” ujarku berbisik di telinganya.“Ibu tidak akan mengulang lagi Win. Ibu janji. Punya dia kalah jauh dibanding kontolmu. Memek ibu kayak nggak muat dimasuki kontolmu. Ah.. marem banget,” jawabnya ibu mendesah dan merintih ketika mulai kukocok lubang nikmatnya dengan penisku. Awalnya terdengar lirih. Namun semakin lama, saat ayunan dan hunjaman kontolku makin laju, kembali ia menjadi tak terkendali. Ia bukan hanya merintih tetapi mengerang-erang. Kata-kata joroknya juga ikut berhamburan.“Ah.. sshh… aaahh terus Win.. ya.. ya terus coblos memek ibu. Ah.. aaahhh… sshhh enak banget kontolmu Win. Gede dan mantep banget… aahhhh… aaaooooohhhh… ssshhhh,”Celoteh dan erangannya membuatku makin bernafsu. Apalagi ketika ibu mulai mengimbangi dengan goyangan pinggulnya dan membuat batang kontolku serasa diremas-remas di lubang memeknya. Ternyata memeknya masih sangat legit meski terasa sudah longgar dan kendur. Erangan ibu makin keras dan tak terkendali, tapi aku tak peduli.“Memek ibu juga enak banget. Saya suka ngentot sama ibu. Sshhh… aaahh.. yaa terus goyang bu… aahh.. ya. ya buu… aahsshhh,”Berkali-kali hunjaman kontolku kusentakkan di lubang memek ibu mertuaku. Ia jadi membeliak-beliak dan suara erangannya makin kencang. Goyangan pinggulnya juga terus berusaha mengimbangi kocokan kontolku di liang sanggamanya. Benar-benar nikmat dan pandai mengimbangi lawan ini kelebihan lain yang tidak kutemukan pada diri Marni, memek ibu yang tadinya terasa longgar otot-otot yang ada di dalamnya kini seakan hidup. Ikut bergerak dan menghisap. Ini mungkin yang dinamakan memek empot ayam. Aku jadi ikut kesetanan. Sambil terus menyodok-nyodokkan kontolku di lubang vaginanya, pentil tetek kuhisap mengerang sejadi-jadinya. Saat itulah kedua kakinya melingkar ke pinggangku, membelit dan menekannya kuat-kuat. Rupanya ia hendak mendapatkan puncak kenikmatannya. Makanya kusumbat mulut ibu dengan mulutku. Lidahnya kukulum dan kuhisap-hisap. Akhirnya, setelah kontolku serasa diperah cukup kencang, pertanahanku ikut berapa lama aku tertidur. Namun saat bangun, ibu mertuaku sudah tidak ada di ranjang tempat tidurku. Rupanya ia sedang berada di daput membuatkan teh panas untukku setelah membersihkan diri di kamar mandi. Seulas senyum memancar di wajahnya saat kami saling tatap sebelum aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. CeritaDewasa - Keluarga istriku terdiri dari ibunya yang tak lain adalah mertuaku. Namanya Heny, umurnya baru 38 tahun, kelahiran tahun 1964. Mertuaku yang peracik jamu ini adalah istri ketiga dari camat di kampungya dari pernikahannya yang menghasilkan tiga anak. Cerita Ngentot – Kumpulan cerita sex dewasa nikmatnya memek ibu mertua yang serasa ngentot memeknya abg. Cerita dewasa kisah nyata perselingkuhan antara menantu dengan ibu mertua yang berujung sama-sama suka dan saling ngentot tiap malam. Bagaimanakah keseruan kisah mertua yang di entot sama menantunya sendiri ini? simak saja kisah nyatanya di bawah ini yang dirangkum dan di ambil dari beberapa situs dewasa. Kisah ini bermula ketika umurku sekarang ini 26 tahun. Ini adalah pengalamanku yang benar-benar nyata dengan Ibu mertuaku. Umurnya belum terlalu tua baru sekitar 45th. Dulunya baru umur 18 tahun dia sudah kimpoi. Ibu mertuaku bentuk tubuhnya biasa-biasa saja malah boleh dikatakan langsing dan singset seperti perawan. Tak heran sebab hingga kini ia masih mengkonsumsi jamu untuk supaya selalu awet muda dan langsing. Cerita Ngentot Memek Ibu Mertua – Singkat cerita ketika istriku baru melahirkan anak pertama dan aku harus puasa selama sebulan lebih. Bisa dibayangkan sendiri bagaimana pusingnya aku. Hingga suatu saat aku mengantar Ibu mertuaku pulang dari menengok cucu pertamanya itu. Aku biasa mengantarnya dengan motorku. Namun kali itu turun hujan ditengah perjalanan. Karena sudah basah kuyup dan hari sudah menjelang tengah malam aku paksakan untuk menerobos hujan yang deras itu. Setiba dirumah aku ingin segera membersihkan badan lalu menghangatkan badan. Di rumah itu hanya ada aku dan Ibu mertuaku karena kakak iparku tinggal ditempat lain. Sedangkan adik iparku yang biasa menemani Ibu mertuaku dirumah itu untuk sementara tinggal dirumahku untuk menjaga istriku. “Kamu mandi aja deh sana, Her” Kata Ibu mertuaku menyuruhku mandi “Ah.. nggak usah.. Ibu duluan deh” Kataku menolak dan menyuruhnya agar lebih dulu “Udah.. Ibu disini aja” Kata Ibu mertuaku yang memilih tempat cuci baju dan cuci piring diluar kamar mandi. Karena disitu juga ada air keran. “Yah.. udah deh” Kataku sambil mendahuluinya masuk ke kamar mandi. Suasana waktu itu agak remang-remang karena lampu penerangannya hanya lampu bohlam 5 watt. Aku iseng ingin tahu bentuk tubuh Ibu mertuaku yang sebenarnya ketika ia telanjang bulat. Maka aku singkapkan sedikit pintu kamar mandi dan menontonnya melepas satu per satu bajunya yang sudah basah kuyup karena kehujanan. Dia tidak tahu aku menontonnya karena dia membelakangiku. Aku perhatikania mencopot kaus T-shirt-nya ke atas melewati bahu dan lehernya. Lalu BH-nya dengan mencongkel sedikit pengaitnya lalu ia menarik tali BH-nya dan BH itupun terlepas. Adegan yang paling syur ialah ketika ia membuka celana panjang jeansnya. Sret.. celana jeans ketat itu ditariknya ke bawah sekaligus dengan CD-nya. Jreng..! Aku lihat kedua buah pantatnya yang kencang dan montok itu menantangku. Aku yang sudah tak merasakan sex selama satu bulan lebih dan lagi dihadapkan dengan pemandangan seperti itu. Aku nekat untuk mendekatinya dan aku peluk dia dari belakang. “Eh.. Her.. ini apa-apaan.. Her” hardik Ibu mertuaku. “Bu.. tolongin saya dong, Bu” rayuku “Ih.. apaan sih..?!” Katanya lagi “Bu, udah dua bulan ini saya nggak dapet dari Dewi.. tolong dong, Bu” bujukku lagi “Tapi aku inikan ibumu” Kata Ibu mertuaku “Bu.. tolong, Bu.. please banget” rayuku sambil tanganku mulai beraksi. Tanganku meremas-remas buah dadanya yang ukurannya sekitar 34b sambil jariku memelintir putting susunya. bibir dan lidahku menjilati tengkuk lehernya. Tanganku yang satu lagi memainkan klentit-nya dengan memelintir daging kecil itu dengan jariku. Batang penisku aku tekan dilubang pantatnya tapi tidak aku masukkan. Ibu mertuaku mulai bereaksi. Tangannya yang tadi berusaha meronta dan menahanku kini sudah mengendor. Dia membiarkanku memulai dan memainkan ini semua. Nafasnya memburu dan mulai mendesah-desah. “Dikamar aja yuk, Bu” bisikku Aku papah Ibu mertuaku menuju kamarnya. Aku baringkan dia tempat tidur. Aku buka kedua kakinya lebar-lebar dan sepertinya Ibu mertuaku sudah siap dengan batang penisku. Tapi aku belum mau memulai semua itu. “Tenang aja dulu, Bu. Rileks aja, Ok?” Kataku. Aku mengarahkan mukaku ke liang vaginanya dan aku mulai dengan sedikit jilatan dengan ujung lidahku pada klentitnya. “Ough.. sshhtt.. ough.. hmpf.. hh.. ooghh” Ibu mertuaku mendesah dan mengerang menahan kenikmatan jilatan lidahku. Dia sepertinya belum pernah merasakan oral sex dan baru kali ini saja ia merasakannya. Terlihat reaksi seperti kaget dengan kenikmatan yang satu ini. “Enak kan, Bu..?” Kataku “Hmh.. kamu.. sshtt.. kamu.. koq.. gak jijik.. sih, Her?” Tanyanya ditengah-tengah desah dan deru nafasnya. “Enggak, Bu.. enak koq.. gimana enak gak?” “Hmh.. iyahh.. aduh.. sshhtt.. eenak.. banget.. Her.. sshhtt” jawab Ibu mertuaku sambil terus merintih dan mendesah. “Itu baru awalnya, Bu” Kataku. Kali ini aku kulum-kulum klentitnya dengan bibirku dan memainkan klentit itu dengan lidahku. Aku lihat sekujur tubuh Ibu mertuaku seperti tersetrum dan mengejang. Ia lebih mengangkat lagi pinggulnya ketika aku hisap dalam-dalam klentitnya. Tak sampai disitu aku terobos liang vaginanya dengan ujung lidahku dan aku masukkan lidahku dalam-dalam ke liang vaginanya itu lalu aku mainkan liukkan lidahku didalam liang vaginanya. Seiring dengan liukanku pinggul Ibu mertuaku ikut juga bergoyang. Cerita Ngentot Memek Ibu Mertua 1 “Ough.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. oughh.. hmh.. ough.. shhtt.. ough.. hmh.. oufghh.. sshhtt” suara itu terus keluar dari mulut Ibu mertuaku menikmati kenikmatan oral sex yang aku berikan. Aku sudahi oral sex ku lalu aku bangun dan berlutut dihadapan liang vaginanya. Baru aku arahkan batang penisku ke liang vaginanya tiba-tiba tangan halus Ibu mertuaku memegang batang penisku dan meremas-remasnya. “Auw.. diapain, Bu..?” Tanyaku “Enggak.. ini supaya bisa lebih tahan lama” Kata Ibuku sambil mengurut batang penisku. Rasanya geli-geli nikmat bercamput sakit sedikit. Sepertinya hanya diremas-remas saja tetapi tidak ternyata ujung-ujung jarinya mengurut urat-urat yang ada dibatang penis untuk memperlancar aliran darah sehingga bisa lebih tegang dan kencang dan tahan lama. “Guedhe.. juga.. punya kamu, Her” Kata Ibu mertuaku sambil terus mengurut batang penisku. “Iya dong, Bu” Kataku. Kali ini kedua tangan Ibu mertuaku beraksi mengurut batang penisku. Tangan yang satunya lagi mengurut-urut buah pelirku dan yang satu lagi seperti mengocok namun tidak terlalu ditekan dengan jari jempol dan telunjuknya. Tak lama kemudian.. “Egh.. pelan-pelan.. yah sayang” Kata Ibu mertuaku sambil menyudahi pijatan-pijatan kecilnya itu dan mewanti-wantiku supaya tidak terlalu terburu-buru menerobos liang vaginanya. Aku angkat kedua kaki Ibu mertuaku dan aku letakkan dikedua bahuku sambil mencoba menerobos liang vaginanya dengan batang penisku yang sedari tadi sudah keras dan kencang. “Ouh.. hgh.. ogh.. pelan-pelan, Her” Kata Ibu mertuaku ditengah-tengah deru nafasnya. “Iya, Bu.. sayang.. egh.. aku pelan-pelan koq” Kataku sambil perlahan-lahan mendorong penisku masuk ke liang vaginanya. “Ih.. punya kamu guedhe banget, sayang.. ini sih.. gak normal”Katanya “Kan tadi udah diurut, Bu” Kataku. Aku teruskan aksiku penetrasiku menerobos liang vaginanya yang kering. Aku tidak merasa istimewa dengan batang penisku yang panjangnya hanya 15cm dengan diameter sekitar 3 cm. Dengan sedikit usaha.. tiba-tiba.. SLEB-SLEB-BLESSS! Batang penisku sudah masuk semua dengan perkasanya kedalam liang vagina Ibu mertuaku. “Ough.. egh.. iya.. sshh.. pelan-pelan aja yah, sayang” Kata Ibu mertuaku yang mewantiku supaya aku tidak terlalu terburu-buru. Aku mulai meliukkan pinggulku sambil naik turun dan pinggul Ibu mertuaku berputar-putar seperti penyanyi dang-dut. “Ough.. gilaa, Bu.. asyik.. banget..!” Kataku sambil merasakan nikmatnya batang penisku diputar oleh pinggulnya. “Ough.. sshtt.. egh.. sshh.. hmh.. ffhh.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. oughh” Ibu mertuaku tidak menjawab hanya memejamkan mata sambil mulutnya terus mendesah dan merintih menikmati kenikmatan sexual. Baru sekitar 30 menit aku sudah bosan dengan posisi ini dan ingin berganti posisi. Ketika itu kami masih dalam posisi konvensional. Aku mau menawarkan variasi lain pada Ibu mertuaku.. “Eh.. Ibu yang di atas deh” Kataku. “Kenapa, sayang.. kamu capek.. yah..?” Tanyanya. “Gak” jawabku singkat. “Mo keluar yah.. hi.. hi.. hi..?” Godanya sambil mencubit pantatku. “Gak.. ih.. aku gak bakalan keluar duluan deh” Kataku sesumbar. “Awas.. yah.. kalo keluar duluan” Goda Ibu mertuaku sambil meremas-remas buah pantatku. “Enggak.. deh.. Ibu yang bakalan kalah sama aku”Kataku sombong sambil balas mencubit buah dadanya “Auw.. hi.. hi.. hi” Ibu mertuaku memekik kecil sambil tertawa kecil yang membuatku semakin horny. Dengan berguling ke samping kini Ibu mertuaku sudah berada di atas tubuhku. Sambil menyesuaikan posisi sebentar ia lalu duduk di atas pinggulku. Aku bisa melihat keindahan tubuhnya perutnya yang rata dan ramping. Tak ada seonggok lemakpun yang menumpuk diperutnya. Buah dadanya juga masih kencang dengan putting susu yang mengacung ke atas menantangku. Aku juga duduk dan meraih putting susu itu lalu ku jilat dan ku kulum. Ibu mertuaku mendorongku dan menyuruhku tetap berbaring seolah-olah kali ini cukup ia yang pegan kendali. Ibu mertuaku kembali meliuk-liukkan pinggulnya memutar-mutar seperti Inul Daratista. “Egh.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. ough.. egh.. hmf” desah Ibu mertuaku. “Gila, Bu.. enak banget..!” “Ough.. sshhtt.. ough.. sshtt.. ough” Ibu mertuaku mendesah dan merintih sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya memainkan batang penisku yang berada didalam liang vaginanya. Tanganku meremas buah dadanya yang tak terlalu besar tapi pas dengan telapak tangan. Tanganku yang satunya lagi meremas buah pantatnya. Batang penisku yang kencang dan keras terasa lebih keras dan kencang lagi. Ini berkat pijatan dari Ibu mertuaku tadi itu. Bisa dibayangkan jika tidak aku sudah lama orgasme dari tadi. “Ough.. sshtt.. emh.. enagh.. egh.. sshhtt.. ough.. iyaahh.. eeghh.. enak.. ough” liukan pinggul Ibu mertuaku yang tadinya teratur kini berubah semakin liar naik turun maju mundur tak karuan. “Ough.. iiyyaahh.. egghh.. eghmmhhff.. sshhtt.. ough.. aku udah mo nyampe” Kata Ibu mertuaku. “Bu.. aku juga pengen, Bu.. egh” Kataku sambil ikut menggoyang naik turun pinggulku. “Egh.. iyah.. bagusshh.. sayangg.. ough.. sshhtt.. ough.. sshtt.. ough” Ibu mertuaku merespons gerakanku untuk membantunya orgasme. Aku mempercepat goyanganku karena seperti ada yang mendesak dibatang penisku untuk keluar juga. “Hmfh.. terusshh.. iyah.. ough.. oughh.. AAAUGHH.. OUGH.. OUGH.. OUGH” Ibu mertuaku telah sampai pada orgasmenya. Pada batang penisku terasa seperti ada cairan hangat mengucur deras membasahi batang penisku. Ibu mertuaku menggelepar dan diakhiri dengan menggelinjang liar dan nafasnya yang tersengal. Ibu mertuaku telah berhenti melakukan liukan pinggulnya. Hanya denyutan-denyutan kencang didalam liang vaginanya. Aku merasakan denyutan-denyutan itu seperti menyedot-nyedot batang penisku Dan.. CROT.. CROTT.. CROTTT..! muncrat semua air maniku diliang vagina Ibu mertuaku. “Bu, kerasa nggak air mani saya muncratnya..?” Tanyaku “Eh.. iya, Heri sayang.. Ibu udah lama pengen beginian” Kata Ibu mertuaku “Iya.. sekarang kqn udah, Bu” Kataku sambil mengecup keningnya “Oh.. kamu.. hebat banget deh, Her” Kata Ibu mertuaku sambil membelai-belai rambutku. “Itu semua kan karena Ibu” Kataku memujinya “Ih.. bisa aja.. kamu” sahut Ibu mertuaku sambil mencubit pinggulku. Ibu mertuaku masih di atas tubuhku ketika HP-ku berbunyi ternyata dari istriku yang menyuruhku supaya menginap saja dirumah Ibu mertuaku. Setelah telepon di tutup aku memekik kegirangan. Setelah itu kami melakukan pemanasan lagi dan melakukannya sepanjang malam hingga menjelang subuh kami sama-sama kelelahan dan tidur. Entah sudah berapa kali kami bersenggama dalam berbagai posisi. Pagi harinya kami masih melakukannya lagi dikamar mandi untuk yang terakhir lalu setelah itu aku sarapan dan pulang. TAMAT lihat juga sebelumnya ada kisah seks bergambar menarik yang tak kalah serunya untuk dibaca Senyuman Manja Membuatku Terangsang NGEWESAMA MERTUA SENDIRI. Cerita Ngentot Seks - cerita mesum ini adalah cerita bokep seks pada Bapak mertuaku yang berusia sekitar 60 tahun baru saja pensiun dari pekerjaannya di salah satu perusahaan di Jakarta. Ini lah kisah panas ku di mulai. Sebetulnya beliau sudah pensiun dari anggota ketika berumur 55 tahun, tetapi karena dianggap x Ibu Mertua Kekasihku Bersama Dengan Emak Mertua AkuKisah ini berlaku pada diriku bermula 2 tahun dahulu dan telah berterusan sehingga tidak minta ianya berlaku kerana sebelum ini aku memang hidup bahagia di samping isteri aku yang cantik dengan 7 orang apa-apa kekurangan pada isteri bilik tidurpun isteri aku masih dapat melakukan apa sahaja asalkan kami puas ketika Mertua aku telah meninggal dunia pada tahun 1991,meninggalkan Emak Mertua aku dengan 3 orang anak yang masih menuntut di sekolah isteri kesemuanya ada 14 orang,begitu ramai tetapi semuanya sudah membawa diri masing-masing,ada yang telah berkahwin dan ada yang berhijrah ke bandar kerana tinggal 3 orang yang masih kecil menemani Emak Mertua aku di kematian bapanya,isteri aku semakin rapat dengan Emaknya dan aku bertindak membantu menyara adik-adik ipar aku setiap bulan,kami akan balik ke kampung yang jaraknya hanya 24km dari bandar tempat tinggal kami untuk menjenguk-jenguk setiap musim cuti,biasanya aku akan menyewa sebuah van untuk membawa keluarga aku dan Emak Mertua aku serta adik-adik ipar aku bercuti ke tempat-tempat peranginan dan 2 tahun lalu kami kesemua 13 orang mengambil keputusan untuk bercuti secara pakej ke Pulau Tioman melalui Mersing, mengambil pakej 4 hari 3 malam dan akan tinggal di chalet Kampong tiba di Mersing pada jam 930 pagi dan terus menuju ke pengkalan kaunter tiket,aku menemui agen percutian kami dan dimaklumkan bahawa bot ke Pulau Tioman,Pahang akan bertolak tepat jam 1100 diarah supaya berada di dermaga selewat-lewatnya jam 1045 menunggu waktu yang ditetapkan,kami menuju ke restoran berhampiran dan makan perasan,sejak dalam bas menuju ke Mersing,Emak Mertua aku kurang bercakap dan semasa kami sedang makan,dia hanya makan beberapa suap sahaja,itupun hanya nasi sahaja tanpa lauk,lalu aku menegurnya.“Mak,dari tadi saya tengok Mak senyap saja..!!!Mak tak sihat ker...???”tanya aku tanpa sebarang aku jugak mencelah.“Makan la,Mak...!!!Mak sakit ker...???”soalan yang sama ditujukan kepada Emak Mertua aku.“Mak tak pernah naik kapal,Mak rasa gerun dan takut mabuk...!!!”Emak Mertua aku tu menjawab dengan suara yang jawapannya,aku faham bahawa Emak Mertua aku tu tidak begitu seronok untuk naik cuba menenangkan perasaan Emak Mertua aku tu dengan memberitahunya.“Mak jangan takut,nanti Mak duduk sebelah dalam perut bot...!!!Kalau Mak duduk di tengah-tengah,Mak tak nampak laut jadi rasanya macam naik bas sahaja...!!!”aku berkata kepada Emak Mertua aku tu.“Betul cakap Abang Arshad tu,Mak...!!!Mak duduk di tengah-tengah dengan saya dan budak-budak ni semua...!!!Jangan tengok laut...!!!”isteri aku penjelasan itu,baru aku lihat Emak Mertua aku tu tersenyum dan menceduk lauk serta terus makan dengan masa untuk bertolak,kami menuju ke dan adik-adik ipar aku sudah tidak sabar-sabar menunggu untuk menaiki kami,ramai pelancong-pelancong dari dalam dan luar negara sedang bersedia untuk menaiki semboyan dibunyikan sahaja,kami semua bergegas-gegas menaiki bot yang bentuknya seperti jet aku mengajak Emak Mertua aku tu naik,dia minta supaya naik kemudian akur dan menyuruh isteri dan anak-anak serta adik-adik ipar aku naik keadaan lenggang aku memimpin Emak Mertua aku tu untuk naik bot tetapi apabila sahaja hendak melangkah,bot mula berayun mengikut ombak,Emak Mertua aku tu berpatah balik kerana ketakutan.“Kenapa,Mak...???Jom kita naik...!!!”aku bertanya dan berkata kepada Emak Mertua aku Emak Mertua aku bagai faham perasaannya dan tanpa disedari aku menceduk bontot tonggeknya dan mengangkatnya naik ke Mertua aku tu terus memaut leher aku dan mukanya disembamkan ke leher di atas bot,aku cuba menurunkannya tetapi pautannya semakin kuat bagai tidak mahu melepaskan aku kerana terus membawanya ke perut bot dan meletaknya di atas dan anak-anak aku ketawa geli hati melihat telatah Emak Mertua aku itu baru dia melepaskan pautannya di leher itu tanpa disengajakan,apabila aku melepaskan tangan Emak Mertua aku tu dari leher aku,Emak Mertua aku tu menolehkan kepalanya dan bibir kami bersentuhan dan ketika itu,seperti masa terhenti,mata kami bertemu dan aku dapat merasakan kehangatan nafasnya membelai wajah aku.“Opppsss...!!!Maafkan saya,Mak...!!!”aku hanya sempat berkata sebegitu dan Emak Mertua aku tu terus tertunduk kemudiannya bangun menegakkan badan dan mencuri pandang pada isteri dan anak-anak aku jika mereka terlihat apa yang berlaku tetapi mereka asyik mentertawakan kami setengah jam di tengah lautan,tiada apa-apa yang bergerak keluar dari perut bot dan berdiri di belakang untuk menikmati pemandangan di sekeliling yang kelihatan dari jauh,pulau-pulau bertaburan di tengah aku terdengar nama aku diteriak dan aku bergegas masuk ke Mertua aku tu sedang tunduk ke bawah dan di tangannya memegang beg bertanyakan kepada isteri aku akan apa yang telah memberitahu bahawa Emak Mertua aku tu mabuk laut dan mengeluarkan minyak angin Cap Kapak dari poket aku dan mengosok-gosok belakang leher Emak Mertua aku Mertua aku tu muntah hingga keluar muntah hijau tetapi apabila aku menggosokkan minyak angin di lehernya,dia mendongak dan menarik nafas pun terus duduk di sebelahnya sambil memicit-micit pangkal Mertua aku tu kelihatan semakin melentukkan kepalanya di bahu aku dengan matanya terpejam.“Biar la Mak tidur,Bang...!!!Kalau tidak nanti dia muntah lagi...!!!”kata isteri aku tu kepada isteri aku berkata kepada aku,Emak Mertua aku tu kemudiannya terus sendawa mengeluarkan angin dari perutnya.“Abang peluk Mak jangan sampai dia jatuh dari tempat duduknya...!!!”pinta isteri apa-apa perasaan aku memeluk Emak Mertua aku tu dan memaut kami bergesel-gesel mengikut alunan ombak yang menonggak arus menoleh untuk melihat isteri,anak-anak dan adik ipar semua terlelap diayun kepala Emak Mertua aku tu melurut ke dada aku,aku menolaknya semula ke bahu bot menghempas dengan Mertua aku tu seakan terperanjat dan tangan kirinya memaut kuat ke leher semakin erat di pangkal leher aku sehingga aku dapat merasakan kehangatan dengusan dihimpitkan ke dada tersipu-sipu malu tetapi tidak dapat berbuat menjeling isteri aku lagi tetapi dia telah terlelap lena di bot melawan ombak membuatkan bot tidur semakin Emak Mertua aku tu semakin perlahan,menandakan dia juga mungkin lagi bot kiri Emak Mertua aku tu yang sedang memaut leher aku terlepas perlahan-lahan ke dada aku,mengelungsur ke perut dan terhenti betul-betul di celah peha tertegun dan perlahan-lahan mengalihkan aku mengalihkannya,diletakkannya kembali di celah peha aku tetapi kali ini tangannya mengosok-gosok betul-betul di batang kote kote aku ini pulak pantang tersentuh begitu,cepatlah ia menggosok-gosok,mukanya semakin hampir ke leher aku dan hidungnya tidak tahu sama ada ia disengajakan ataupun Emak Mertua aku tu sedang semboyan kuat berbunyi dan bot semakin penumpang terkejut dan melihat Mertua aku tu jugak terjaga dan cepat-cepat mengalihkan buat-buat tak tahu apa-apa tetapi aku sedar,melalui kerlingan mata aku,aku lihat,Emak Mertua aku tu asyik memandang jerit kuat.“Dah sampai...!!!”dan semua anak-anak aku terjaga serta isteri dan adik-adik ipar bot sampai di dermaga,kami semua beratur untuk atas jeti,ada sambutan oleh pihak pengurusan chalet terhadap ketibaan aku semua gembira dan melompat mula-mula naik bot,kini aku harus mendukung Emak Mertua aku tu naik ke atas jeti berlaku dan adik-adik ipar aku terhoyong-hayang berjalan sambil ketawa.“Ayah,jeti ini takut...!!!”kata anak yang mendengarnya tertawa terbahak-bahak melihat telatah mereka yang mabuk darat setelah 2 jam di jua tak terlepas,apabila aku turut terhoyong-hayang bersama sambil mendukung Emak Mertua aku disambut dengan meriah sekali dengan senyuman dan kalungan masih lagi mendukung Emak Mertua aku tu sehingga ke dan adik-adik ipar aku terus mengikuti penyambut tetamu ke pejabat kemudiannya terus menuju ke sebuah kerusi dan cuba menurunkan Emak Mertua aku aku meletakkannya di kerusi,tangannya masih memaut leher ini bagai disengajakan,apabila dia melepaskan tangannya,hidung dan mulutnya mengesel mulut buat tak perasan dan melepaskannya duduk.“Mak tunggu sini dulu,Arshad nak ke kaunter uruskan kunci chalet...!!!”jelas aku kepada Emak Mertua aku Mertua aku tu tidak menjawab apa-apa,tetapi mata layunya merenung mata kami selesai masuk ke chalet masing-masing,aku bersama isteri aku dan 2 orang anak kecil yang besar berkongsi sebuah chalet 3 bilik bersama seorang adik ipar Mertua aku tu berkongsi chalet 2 bilik bersama 2 orang adik ipar dihidangkan minuman petang di restoran jugak diberikan penerangan mengenai pakej percutian ini kami dibenarkan bersendirian bersiar-siar di pantai dan kawasan-kawasan Kampong Salang ini ada beberapa buah gerai menjual cenderahati,gerai-gerai makan,gerai-gerai karaoke dan menyewa alatan menghabiskan masa bersiar-siar dan bermandian di pantai sehingga lewat itu kami kembali ke chalet masing-masing dan bersedia untuk makan itu,Emak Mertua aku tu hanya duduk di chalet dan tidak mengikut kembaraan menghabiskan masa dengan tidur dan berehat untuk menghilangkan rasa mabuk 800 malam,kami semua bergerak ke restoran untuk hidangan makan Mertua aku tu duduk di sebelah aku dan isteri masih tidak banyak makan bersama-sama dan selepas makan,aku lihat anak-anak dan adik ipar aku telah berkenalan dengan ramai rakan sebaya mereka dan bermain bersama-sama di kawasan perkampungan Mertua aku tu terus bergerak ke mahu dan isteri aku bersiar-siar di tepi pantai yang hanya diterangi oleh cahaya lampu pantai yang malap dan cahaya bulan di mencari suatu sudut yang sunyi dan berasmara seperti kami mula-mula baru kahwin kami terasa ingin bersetubuh,kami kembali ke chalet dan terus masuk ke kerana anak-anak masih belum balik,kami bersetubuh sepuas-puasnya di dalam tak tahu kenapa malam ini aku tidak boleh terpancut sedangkan isteri aku telah 3 kali peristiwa siang tadi bersama Emak Mertua aku tu mengganggu perasaan bagaimanapun,isteri aku puas dan kerana kepenatan terus adalah biasa,setiap kali selepas bersama,dia akan tertidur sehingga bom meletup pun dia tidak akan sedar kerana dia akan tetap terbangun pagi,seawal jam 500 pagi tiap-tiap kerana angin laut begitu hangat,apalagi setelah bertarung selama satu jam aku berasa rimas dan keluar merayau-rayau seorang duduk di gerai karaoke melihat gelagat orang ramai menyanyi dan bergembira sehingga tidak sedar waktu telah jam 100 bergerak untuk pulang ke di chalet,lampu semua telah telah terlena tetapi mata aku masih belum duduk di tangga chalet menghadap ke chalet Emak Mertua aku mengenangkan peristiwa yang berlaku antara aku dan Emak Mertua aku tu pada siang disengajakan atau belum pernah bernafsu terhadap perempuan lain selain isteri aku yang cantik dan bertubuh mekar,tetapi hari ini aku terangsang terhadap Emak Mertua aku tu dalam usia 54 tahun,Emak Mertua aku tu masih nampak terlalu kurus tetapi teteknya terasa masih utuh dan keras ketika menghimpit dada pinggangnya masih cuba melawan perasaan aku tetapi nafsu syaitan masih menggoda aku.“Adakah dia akan menyerah dengan mudah kalau aku menggodanya...???”dalam benak aku bertanya sendiri.“Nak buat ker atau tidak...???”perasaan yakin dan tidak yakin berkecamuk dalam benak aku berkeputusan untuk mencuba dan aku melangkahkan kaki aku ke chalet Emak Mertua aku pertengahan perjalanan aku,aku tersentak apabila tiba-tiba Emak Mertua aku tu berdiri di dalam kegelapan malam di hadapan aku.“Eh...!!!Mak nak ke mana...???”tanya aku kepada Emak Mertua aku tu dengan nada terperanjat.“Mak tak boleh tidur kerana dah puas tidur siang tadi la...!!!Arshad nak pergi ke mana tu...???”Emak Mertua aku tu kemudiannya berkata dan bertanyakan kepada aku pulak.“Arshad pun tak dapat nak lelap mata,Mak...!!!Kan sejuk ini Mak,kenapa tak pakai baju sejuk...???”aku meneruskan kata-kata aku kepada Emak Mertua aku tu.“Tak la Arshad,angin malam ni hangat sangat...!!!Kalau Arshad belum nak tidur,jom temankan Mak jalan-jalan kat pantai...!!!”pinta Emak Mertua aku tu.“Baiklah,Mak...!!!Jom la,Mak...!!!”jawab aku kepada Emak Mertua aku ini telah melenyapkan segala yang aku rancangkan tak tahu nak buat apabila berhadapan dengan Emak Mertua aku tu begini lalu aku cuba turutkan kehendak Emak Mertua aku tu sebagai Emak Mertua bersiar-siar dengan mengikut langkah berjalan seiringan dengan jarak selengan sambil bercakap bila perlu sedar,kami telah berjalan jauh dari tempat penginapan lagi lampu pantai,hanya cahaya bulan menerangi laluan di kawasan berbatu,kami memanjat ke atas dan berdiri menikmati angin Mertua aku tu terus berdiri di atas batu sambil aku duduk lebih kurang 2 meter di bulan yang memancar ke tubuh Emak Mertua aku tu menembusi kain pelekat dan baju kebaya Kedahnya sehingga menampakkan bentuk tubuh yang serta merta merangsang keinginan nafsu seks aku.“Dia menggoda lagi ker...???”kata hati dalam kesunyian malam itu,aku terdengar suara-suara dari dalam semak-semak di belakang Mertua aku tu jugak terperasan lalu bergerak menuju ke arah aku.“Bunyi apa tu...???Ada orang kat sini la,Arshad...!!!”Emak Mertua aku tu berkata kepada aku sambil terus bergerak menuju ke arah datangnya suara menuruti di terhenti apabila terlihat bergerak rapat ke arahnya dan amat terperanjat sekali apabila melihat bayang-bayang 2 orang manusia sedang enak bersetubuh di hadapan pulak terdengar di sebelah kanan dan kiri semua sedang memadu asmara sambil melempiaskan keinginan nafsu seks nafsu seks aku terus terangsang tetapi aku Emak Mertua aku tu bersuara membisik kepada aku.“Diaorang semua tengah main la,Arshad...!!!”Emak Mertua aku tu bersuara membisik kepada aku.“A’ah...!!!”aku hanya mampu menjawab sebegitu dan tak tahu nak buat leher aku dipaut dan ditarik ke Mertua aku tu telah terbaring dengan tangannya memaut leher aku.“Jangan cakap apa-apa,kita buat macam diaorang...!!!”bisik Emak Mertua aku tu kepada tersentak sebentar tetapi aku tahu inilah peluang yang aku inginkan sejak tadi,kenapa pulak aku harus merebahkan tubuh aku ke atas tubuh Emak Mertua aku tu dan terus mengucup dan gigi kami berlaga-laga dengan ingin menikmati kedua-dua tetek Emak Mertua aku tu lalu aku seluk ke dalam bajunya dan meramas-ramas kedua-dua tetek Emak Mertua aku mengerang sambil tangan kanannya menyentap-yentap seluar mengerti kehendaknya lalu bangun dan menanggalkan seluar seluar dalam,batang kote aku terus menerjah keluar sambil Emak Mertua aku tu menyelak kainnya ke atas menampakkan lubang cipapnya yang masih lebat berbulu diterangi cahaya Mertua aku tu kemudiannya terus mengangkat kelengkangnya dan aku terus rebah lalu menyucukkan batang kote aku ke mulut lubang lengah-lengah Emak Mertua aku tu pun terus menolak bontot tonggeknya ke atas dan lubang cipapnya terus menelan batang kote aku sehingga ke pangkal buat kali pertama pada hari tersebut kali pertama secara keseluruhannya.Kakinya memaut punggung aku bagai tidak mahu melepaskan batang kote berdua terdiam sebentar dan lubang cipap Emak Mertua aku tu terus mengemut-ngemut batang kote Emak Mertua aku tu semakin kuat dan tiba-tiba sahaja dia mengerang dan terus macam tak pun aku bermula,Emak Mertua aku tu sudah ke kaki Emak Mertua aku tu dilepaskan dan batang kote aku yang masih keras terbenam di dalam lubang kata-kata yang keluar dari mulut Emak Mertua aku kegelapan malam itu,Emak Mertua aku tu terus menarik tubuh aku rapat ke tubuhnya,mengucup aku dan kemudian menolak aku baring di sebelahnya di atas rumput-rumput yang dibasahi embun bercampur perahan peluh kami beberapa ketika,masih tiada kata-kata hanya sekali-kali Emak Mertua aku tu mengucup-ngucup dan menjilat dada tahu apa hendak aku tangan aku berbunyi dan aku dekatkan ke mata aku menunjukkan jam 300 500 pagi,pasti isteri aku akan harus aku katakan jika dia dapati aku dan Emaknya tiada di katil dia mengetahui apa yang sedang aku fikirkan,tiba-tiba Emak Mertua aku tu bersuara sambil menarik-narik batang kote aku yang mencodak ke langit.“Masukkan batang kote Arshad tu...!!!Mak dah puas,Arshad main la Mak sampai Arshad puas...!!!”Emak Mertua aku tu berkata kepada tak tahu apa nak hempap tubuh Emak Mertua aku tu dan tusukkan batang kote aku ke dalam lubang dia telah puas,dia membantu dengan mengerakkan bontot tonggeknya ke kiri,ke kanan,ke atas dan ke menyetubuhi Emak Mertua aku tu,aku ramas kedua-dua teteknya dan sekali-sekala aku rapatkan bibir aku ke aku lajukan sorongan dan adakalanya aku perlahankan dengan tujuan dapat membangkitkan keinginan nafsu seksnya semula walaupun terpaksa mengambil masa lama aku tidak sia-sia,kemutan lubang cipap Emak Mertua aku tu mula terasa,lidahnya mula minta dinyonyot dan kakinya mula berpaut kuat tetapi apakan daya,aku sudah tidak dapat bertahan dan dengan sekali hujam,batang kote aku terbenam sehingga ke pangkal dan terus menyemburkan air mani kasih ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu buat kali pertama pada hari tersebut kali pertama secara keseluruhannya sehingga melimpah keluar bersama-sama dengan batang kote aku yang mula layu.“Maafkan Arshad,Mak...!!!Arshad tak boleh tahan lagi...!!!”kata aku kepada Emak Mertua aku tu.“Tak apa la,Sayang...!!!”Emak Mertua aku tu hanya menjawab sebegitu dan kami terus berpelukan dan berkucupan apabila jam tangan aku berbunyi terus membetulkan pakaian masing-masing dan meninggalkan tempat kami bermadu dengan insan-insan yang masih bergelimpangan melayari kasih di tempat penginapan kami,aku menghantar Emak Mertua aku tu sehingga ke beredar kami sempat berkulum lidah sambil dia meramas-ramas batang kote aku dan aku menjolok-jolok jari aku ke dalam lubang terus membaringkan tubuh aku di sebelah isteri aku dan terlena sehinggalah aku dikejutkan oleh isteri aku.“Bang,bangun...!!!Sejam lagi kita nak bertolak ke tempat perkelahan...!!!Semua dah bersedia...!!!Apa ni,tidur jauh malam,kan lepek dah...!!!Bangun cepat...!!!”kata isteri aku terasa kelat tetapi aku harus bergerak menuju ke bilik depan chalet aku lihat Emak Mertua aku tu sedang rancak bergurau dengan cucu-cucunya,tidak lagi terconggok senyap sendirian seperti memandang ke arah aku sambil nampak riang sekali hari mandi,aku terus masuk ke lihat isteri aku sedang berbaring di atas nampak aku masuk,dia mula berkata.“Bang,sebelum pergi,kita main sekejap...!!!”pintanya.“Wowww...!!!Boleh ker ni...???”dalam hati aku harus memikirkan sesuatu supaya keupayaan aku tidak ketara selepas berhempas pulas dengan Emaknya malam tadi.“Phew...!!!Apa aku nak buat ni...???Rasa macam tak sanggup...!!!”bisik hati aku tidak mengecewakannya aku memberi alasan. “Bukannya Abang tak nak,tapi kena minum Red Bull dulu...!!!Itupun selepas setengah jam baru boleh...!!!Jadi masa tak ada,Sayang...!!!Kita dah nak bertolak...!!!”penjelasan itu sudah cukup meyakin isteri mengalah tetapi dengan kata-kata.“Tapi malam nanti bagi Has tau...!!!”kata isteri aku hanya mampu untuk bertolak ke jeti untuk menaiki bot ke tempat perkelahan hampir sudah berada di pengkalan dan pelancong-pelancong sedang berbaris untuk menaiki atas bukit tempat penginapan kami jelas nampak bot besar yang tertambat di memanggil semua anak-anak aku dan adik-adik ipar aku supaya bergerak ke kelihatan Emak Mertua aku tu dan isteri memanggil isteri aku dan terdengar suara sahutan dari chalet Emak Mertua aku kemudian hanya isteri aku sahaja yang keluar dan aku bertanya di mana Emaknya.“Abang...!!!Abang jangan marah ye...!!!”kata isteri aku itu.“Kenapa...???”balas aku.“Mak takut dia mabuk lagi naik bot,jadi dia tak nak ikut...!!!Tapi takkan nak tinggalkan dia sorang di sini...!!!”jawab isteri aku.“OK la,Has tinggal dengan Mak,biar Abang bawa anak-anak...!!!”balas aku lagi.“Woi...!!!Woi...!!!Malam sikit ye...!!!Has pergi sama anak-anak,Abang temankan la Mak ye...!!!Abang dah pernah ke sini tapi Has baru sekali ini...!!!Jadi Abang kena la temankan Mak ye...!!!”balas isteri aku kepada tergamam sebentar dan memandang isteri aku dengan pandangan yang memeranjatkan sambil membalas.“OK...!!!Tapi jaga anak-anak baik-baik ye,jangan ada yang lemas...!!!”balas aku dan disahut oleh isteri aku yang telah sampai ke bawah bukit.“Jangan takut,Abang jaga Mak baik-baik tau...!!!”sahut isteri aku di bawah bukit dan terus menghilang menuju ke aku suka kerana tidak dapat berkelah bersama-sama anak-anak dan isteri peristiwa semalam akan Emak Mertua aku tu muncul di hadapan chaletnya sambil memandang meneriak kepadanya.“Mak,jom kita pergi sarapan dulu kat sana...!!!”teriak aku pada Emak Mertua aku Mertua aku tu terus berjalan menuju ke arah di samping aku,aku mengulang kembali kata-katanya semalam.“Jangan cakap apa-apa, kita buat macam diaorang...!!!”aku berkata kepada Emak Mertua aku Mertua aku tu hanya tersenyum mendengarkannya lalu aku kucup sekali di tersipu-sipu seolah-olah pimpin tangannya menuju ke gerai untuk bersarapan.“Mak makan kenyang-kenyang,nanti tak cukup tenaga pulak...!!!”aku memulakan perbualan.“Tenaga untuk apa,Sayang...???”Emak Mertua aku tu kemudiannya bertanya kepada aku.“Untuk main dengan saya la,Mak...!!!”aku terus membalas kepada Emak Mertua aku tu.“Ishhh,Arshad ni...!!!”sahut Emak Mertua aku bersarapan nasi lemak dan meminta lauk ketam Mertua aku tu begitu berselera sekali pagi ini.“Lepas ini kita nak pergi ke mana,Mak...???”aku bertanya kepada Emak Mertua aku tu.“Ke bilik la,nak pergi ke mana lagi...!!!”balas Emak Mertua aku tu kepada terasa gembira sekali dengan jawapan daripada Emak Mertua aku tu dan batang kote aku menunjukkan perasaannya sendiri dan mula bersarapan,kami berdua pun terus bergerak menuju ke tempat penginapan dan aku bertanya kepada Emak Mertua aku tu bahawa dia hendak di chalet aku atau chaletnya.“Dekat bilik Mak la,Sayang...!!!Kalau bersepah air mani dan peluh di bilik Arshad nanti macam mana...!!!Nanti Hasnah perasan baru padan muka...!!!”jawab Emak Mertua aku tu kepada akur dan terus menuju ke chalet Emak Mertua aku di dalam chalet,aku pun kemudiannya terus menguncikan pintu dan tingkap-tingkap dan memasang penghawa kemudiannya terus mendakap Emak Mertua aku tu dan menjilat hanya tegak membatu membiarkan perlakuan aku tanggalkan bajunya dituruti dengan tidak memakai seluar dalam dan berdiri la ia Emak Mertua aku tu hadapan aku tanpa seurat cuba menutup kedua-dua teteknya dengan telapak tangan tetapi aku kemudiannya terus mengarahkan Emak Mertua aku tu berdiri tegak di hadapan aku kerana aku katakan padanya bahawa aku hendak menatap tubuh yang melahirkan isteri duduk di tepi katil sambil memerhati setiap sudut 54 tidak nampak berkedut tetapi jelas sedikit kedutan di atas di atas kedua-dua teteknya sedikit kelihatan kasar tetapi kedua-dua teteknya sederhana dan licin masih gebu dan kelihatan sedikit lemak di tepi pinggang dan sebelah kanan bawah perutnya ada parut melintang dari kanan ke kiri,bekas pembedahan untuk mengikat tiub falopiannya bagi mengelakkan kehamilan setelah melahirkan 14 orang bermakna,seberapa banyak aku pancutkan air mani aku,Emak Mertua aku tu tidak akan tonggeknya kecil dan melurus dari peha ke puas aku menatap tubuh Emak Mertua aku tu,aku bangun dan menanggalkan pakaian aku dan bertelanjang bogel di aku menanggalkan seluar dalam aku,Emak Mertua aku tu memalingkan mukanya tetapi aku merapatinya lalu memegang kepalanya dan mengarahkan pandangannya kepada batang kote mengeraskan kepalanya untuk berpaling semula lalu aku berkata padanya.“Mak tak nak tengok benda yang masuk ke dalam lubang cipap Mak semalam tu ker...???”tanya aku kepada Emak Mertua aku berkata,Emak Mertua aku tu terus memusatkan pandangannya kepada batang kote aku mendongakkannya dan mengucup dia menyambut kucupan aku seolah-olah dia hendak berubah fikiran untuk tidak meneruskannya lalu aku terus meletakkan tangan aku pada kedua-dua teteknya dan perlahan-lahan meramas-ramas putingnya sehingga mulutnya terbuka dan menerima lidah masih berdiri sambil melayan perasaan mula merangkul leher aku dan sebelah tangannya membelai batang kote aku yang sememangnya telah mencodak semakin kencang,mendengus-dengus dengan dia meronta melepaskan tubuhnya dari dakapan tersentak seketika tetapi apabila dia terus naik ke atas katil dan terlentang mengangkang menampakkan lubang cipapnya dengan gaya seorang perempuan yang kelaparan seks,aku terus Emak Mertua aku tu terus mencapai batang kote aku dan menghalakannya ke lubang sekali henjut,seluruh batang kote aku terbenam ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu buat kali pertama pada hari tersebut kali ke-2 secara keseluruhannya bersamaan dengan suaranya yang mengerang ini kami tidak pandai lagi melakukan “foreplay” maka itu kami terus sahaja bersetubuh. Setiap tolakkan masuk batang kote aku disambut dengan suara mengerang dari Emak Mertua aku batang kote aku semakin laju,seirama dengan ayakan bontot aku dinyonyot sambil tangan aku meramas-ramas kedua-dua teteknya sehinggalah tubuhnya mengejang dan mengigil akibat kepuasannya telah hentikan gerakanku seketika sambil menekan batang kote aku sedalam yang mungkin ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu.“Uhhhhggg...uhhhhgggggg...!!!”garau keluar dari tengkorok Emak Mertua aku tu menandakan nikmat yang amat sangat diikuti dengan tubuh Emak Mertua aku tu yang terus longlai tidak keadaan reda,aku teruskan gerakan batang kote aku ke lubang cipap Emak Mertua aku kedinginan penghawa dingin pun tidak dapat menahan curahan peluh kami,bersatu membasahi tubuh dan tilam tempat kami memperlahankan gerakan batang kote aku yang licin keluar-masuk lubang cipap nikmat Emak Mertua aku tu yang telah dibasahi lendir yang terbit hasil nikmat persetubuhan Emak Mertua aku tu turun-naik dengan nafasnya yang kencang seperti orang yang baru menamatkan perlumbaan 100 meter di usia Emak Mertua aku tu 54 tahun,staminanya tidak sekuat keinginan nafsu seksnya lagi tetapi keperluan syahwat dan keinginan nafsu seksnya amat diperlukan untuk terus menikmati mengalah dan mencabut batang kote aku lalu berbaring di sebelahnya,menunggu sehingga kepenatannya keadaan lemah longlai itu tangan Emak Mertua aku tu terus mencapai batang kote aku dan membelai perlahan-lahan sehingga lendir di batang kote aku kering Mertua aku tu terus berpaling memandang aku sambil tersenyum puas.“Biar Mak rehat sekejap ye,Sayang...!!!”rayu Emak Mertua aku tu pada hanya menganggukkan kepala pada itu,aku terus meletakkan tangan aku pada lubang cipap Emak Mertua aku tu dan meraba-raba lubang nikmat membuka luas kelengkangnya supaya aku dapat terus mainkan jari-jari kerana terlalu keletihan,Emak Mertua aku tu bangun mencari tuala dan aku kesat sehingga kering lendir yang membasahi lubang cipap Emak Mertua aku kering,aku menghempapnya lalu memasukkan batang kote aku ke dalam lubang cipap nikmat Emak Mertua aku tu dan mengerakkannya Mertua aku tu terus membuka matanya dengan lesu dan membiarkan aku kurang 5 minit kemudian aku melepaskan air mani kasih aku ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu buat kali pertama pada hari tersebut kali ke-2 secara keseluruhannya.Sekali lagi lubang cipap Emak Mertua aku tu dibasahi dengan air mani masih terlena dan setelah aku cabut batang kote aku keluar aku turut terlena di aku tersedar,jam dinding telah menunjukkan pukul 1230 tengahari dan perut aku terasa Mertua aku tu masih nyenyak dengan dengkuran bangun dan terus ke bilik mandi,membersihkan tubuh aku dan apabila aku keluar dari bilik air,dia masih duduk di kerusi di hadapan katil sambil menatap tubuh Emak Mertua aku hati aku bertanya sendiri,mengapakah mesti Emak Mertua aku tu menjadi perempuan selepas isteri aku yang aku bilakah hubungan ini akan berterusan...**********************************************************************Setelah sekian lama duduk memerhati tubuh Emak Mertua aku tu yang baru aku gauli dengan nikmatnya bertelanjang bulat di atas katil,aku bangun mengejutnya.“Mak...!!!Mak...!!!”terasa janggal pulak aku memanggilnya “Mak” selepas apa yang kami lakukan bersama.“Mak...!!!Bangun...!!!”aku terus cuba mengejutkan Emak Mertua aku Emak Mertua aku tu membuka matanya,bagai seorang yang baru dikejutkan dari mimpinya,dia cepat-cepat menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang bertelanjang rambutnya yang kusut masai dan baru bangkit dari tidur barulah kelihatan seperti seorang perempuan tua seusia duduk di sisinya sambil memegang bahu dan berkata.“Mak,Arshad ni...!!!Bangun dulu dan kita pergi makan tengahari...!!!”aku terus berkata kepada Emak Mertua aku tu.“Ooohhh...Arshad...!!!”Emak Mertua aku tu menjawab kepada aku seolah-olah baru tersedar dari lamunan,lalu terus bangun dan melepaskan selimut yang menutupi tubuhnya dan terus bergerak ke bilik bertuala aku mengikut Emak Mertua aku tu masuk ke dalam bilik telah merapatkan pintu bilik air lalu aku mengetuk untuk jawapan seketika lalu aku menolak pintu bilik air dan lihat seorang perempuan tua dan dia telah menanggalkan gigi palsunya sedang mencangkung membuang air air kencingnya,meleleh keluar lendir berwarna memandang ke bawah melihat lendir putih yang banyak sekali keluar bersama air kencingnya sambil berkata.“Banyaknya air mani Arshad dalam lubang cipap Mak ni,Sayang...!!!”Emak Mertua aku tu berkata kepada Emak Mertua aku tu mendongak semula memandang pada aku,wajahnya tanpa gigi palsunya tampak terlalu anehnya perasaan aku,keadaan wajahnya membuatkan aku semakin terangsang kuat lalu aku membuka tuala aku dan menunjukkan batang kote aku yang keras mencodak ke cuba menyembunyikan mukanya dengan menutupnya dengan kedua-dua belah bergerak rapat ke arah Emak Mertua aku tu yang sedang mencangkung dan menariknya bangun berdiri di hadapan kuakkan tangannya lalu menatap wajahnya tetapi dia cuba menundukkan wajahnya mengelak dari tatapan menundukkan kepala aku dan mencapai bibirnya dengan mulut aku tetapi dia berpaling dan berkata.“Jangan tengok Mak macam ni,Sayang...!!!Mak malu,Sayang...!!!”kata Emak Mertua aku tu kepada banyak bicara aku mengangkat Emak Mertua aku tu lalu membawanya keluar dari bilik air dan membaringkannya di atas telah terlalu terangsang dan tidak boleh mengawal perasaan aku kemudiannya terus naik ke atasnya dan mendepangkan kedua-dua memalingkan mukanya mengelak dari pandangan jerit kepada Emak Mertua aku tu.“Pandang sini...!!!”aku Mertua aku tu terkejut dengan suara aku yang meninggi tetapi dia menuruti arahan aku dan memandang ke arah merapatkan mulut aku ke mulut Emak Mertua aku tu yang tanpa belah mulutnya dengan lidah aku dan melahapnya dengan kote aku masih terletak di atas lepaskan tangannya,memaut rambutnya sambil liur kami bertakung dengan banyak sehingga meleleh-leleh keluar memaut tengkok aku dan kami terus berkucupan selama beberapa minit aku turun dari tubuhnya dan berbaring di mengiringkan tubuh aku dan lihat air mata Emak Mertua aku tu meleleh keluar dari menangis dengan menongkat kepala aku memandangnya dan sebelah tangan aku memegang kedua-dua teteknya.“Kenapa Mak menangis...???”aku bertanya kepada Emak Mertua aku tu.“Arshad,kita dah lakukan dosa besar...!!!Mak rasa berdosa pada Hasnah...!!!Mak kesian pada dia...!!!”Emak Mertua aku tu berkata kepada rasa kekesalan pada dirinya.“Mak rasa kita lupakan apa yang telah kita lakukan dan kembali seperti biasa...!!!”Emak Mertua aku tu menyambung hanya terdiam tanpa cuba mencium bibir Emak Mertua aku tu tetapi dia mengelak dan mengetapkan bibirnya dan terus berkata.“Walaupun Mak akan rasa kekosongan tetapi biar la ia berlalu dengan sendirinya...!!!Maafkan Mak,Sayang...!!!”kata Emak Mertua aku tu kepada begini membuatkan aku panik lantas aku terus bangun mengenakan pakaian aku dan beredar keluar dari chaletnya membiarkan Emak Mertua aku tu aku terus menuju ke restoran untuk mengisi perut aku yang lapar sambil melayani fikiran aku yang berserabut dengan seribu makan,aku duduk di jeti,cuba menenangkan fikiran Emak Mertua aku tu mengajar aku betapa enaknya perhubungan sumbang ini,tiba-tiba dalam sekelip mata dia cuba masih mengingini untuk meratah puas-puas akan aku hadapinya selepas ini...???.Aku bertekad untuk bersemuka dengan Emak Mertua aku tu sebelum isteri dan anak-anak aku pulang sekitar jam 630 petang aku menunjukkan pukul 230 petang dan Emak Mertua aku tu tidak kelihatan di pasti masih berada di terus menuju ke restoran untuk membelikan makanan untuk dibawa melangkahkan kaki aku menuju ke chaletnya dan sesampai di pintu chalet,aku mengetuk pintu dan Emak Mertua aku tu membuka sempat aku mengatakan sesuatu Emak Mertua aku tu mula bersuara.“Arshad,Mak nak cakap sikit dengan Arshad...!!!”kata Emak Mertua aku tu kepada aku lalu dia duduk di atas terus menghulurkan makanan yang aku belikan seraya berkata.“Nah,Mak...!!!Arshad belikan Mak nasi bungkus...!!!Mak makan la dulu...!!!Selepas ini kita boleh berbincang...!!!”aku berkata kepada Emak Mertua aku tu.“Takpe la,letak dulu atas meja ni...!!!Nanti Mak makan...!!Kita mesti bincang dulu...!!!”balas Emak Mertua aku tu kepada duduk di kerusi berhadapan dengan Emak Mertua aku tu lalu memusatkan pandangan aku ke Mertua aku tu cuba mengelak pandangan tidak memandang tepat pada jadi sedikit gementar untuk menghadapi suasana ini tetapi aku kuatkan semangat dan memulakan bicara.“Mak,kalau Mak nak bincang tentang apa yang kita dah lakukan,Arshad bertekad,walau apapun yang akan berlaku,Arshad tetap mahu main seks dengan Mak...!!!”aku terus berkata kepada Emak Mertua aku sempat aku menyambung kata-kata aku,dia menyampuk.“Arshad,apa yang kita lakukan ini berdosa,Sayang...!!!Mak tak tahu kenapa Mak buat macam ini,dengan menantu Mak pulak tu...!!!Terus-terang Mak katakan,Mak memang bernafsu kuat...!!!Selepas arwah Bapak meninggal,Mak masih boleh bertahan lagi tetapi sejak Pak Ayub mengusik-usik Mak hari itu,tiba-tiba Mak rasa Mak perlukannya lagi...!!!Keinginan nafsu seks Mak kembali lagi walaupun Mak dah tua ni...!!!”sampuk Emak Mertua aku tu.“Mak,keinginan nafsu seks akan hanya pergi selepas kita mati...!!!Selagi kita hidup,selagi itu kita akan mempunyai keinginan nafsu seks...!!!Semalam Mak dah ajar saya curang dengan isteri saya dan saya dah mula seronok main seks dengan Mak tapi tiba-tiba Mak nak cerita pasal dosa pulak...!!!Saya nak Mak faham betul-betul,saya tetap nak teruskan apa yang kita dah mulakan...!!!”aku berkata lagi kepada Emak Mertua aku aku mula meninggi.“Kita ikutkan saja hati kita,orang lain tak perlu tahu...!!!Bila saya hendak,Mak mesti bagi...!!!Kalau tidak saya akan lakukan perkara yang Mak tak ingin tahu...!!!Fahamkan itu dan jangan banyak cakap lagi...!!!”aku terus berkata lagi kepada Emak Mertua aku mula mengherdik Emak Mertua aku kelihatan terperanjat dengan laku aku dan menunjukkan kegelisahannya.“Sekarang makan dulu,lepas ini kita main seks bersama...!!!”aku menyambung dengan batang kote aku mula mengeras.“Mak belum lapar lagi...!!!Nanti karang Mak makan la...!!!”balas Emak Mertua aku tu terus memerintahnya.“Kalau begitu,cepat naik ke atas katil dan bukak baju Mak tu sekarang jugak...!!!Saya dah tak tahan nak main seks dengan Mak...!!!”aku berkata lagi kepada Emak Mertua aku sendiri terkejut dengan kata-kata yang aku keluarkan tetapi keinginan nafsu seks aku telah mengawal diri mesti menyetubuhinya Mertua aku tu kemudiannya terus bangun dan berlalu masuk ke dalam bilik,kemudiannya terus menanggalkan pakaiannya satu persatu dan baring meniarap di atas dengan masih berpakaian membaringkan diri di mengusap rambut Emak Mertua aku tu dan merapatkan bibir aku ke pipinya lalu dengan itu,Emak Mertua aku tu terus mengerengkan tubuhnya menghadap aku sambil tersenyum.“Mak,maafkan Arshad kerana berkasar dengan Mak tadi...!!!”aku mulakan berkata kepada Emak Mertua aku tu.“Kalau Mak nak lupakan bahawa kita telah buat perkara ni,Arshad akan bangun dan tinggalkan bilik ini...!!!”sambung aku sempat aku menghabiskan ayat aku,Emak Mertua aku tu terus menyambut cakap aku.“Dah la tu Arshad,kita dah terlanjur jauh...!!!Mak memang sangat perlukan seorang lelaki dalam hidup Mak ni,Sayang...!!!Kalau Arshad sudi,Arshad boleh jadi lelaki tu...!!!”kata Emak Mertua aku tu menyambut kata cuba mendapatkan kepastian daripadanya.“Maksud Mak,kita akan teruskan begini...???”aku menyambung dengan bertanya kepada Emak Mertua aku Mertua aku tu hanya menganggukkan kepalanya terasa lega kerana kini aku tidak berlawan dengan perasaan aku lagi dan tidak bertepuk sebelah seketika aku ketepikan perasaan aku terhadap isteri aku, kemudiannya terus menarik Emak Mertua aku tu naik ke atas tubuh aku dan kami berkucupan sambil tangan aku meraba-raba belakang aku singgah di bontot tonggek Emak Mertua aku tu yang berisi dan aku ramas-ramas perlahan-lahan.“Arshad,sebelum Hasnah dan anak-anak balik...!!!”kata Emak Mertua aku tu kepada faham maksudnya dan menyekat kata-katanya dengan menarik rapat mulutnya dan menolak lidah aku ke menyambut dengan menyonyot-nyonyot lidah memeluknya,aku mengolekkan badan dan menghempap meneruskan meraba ke kedua-dua teteknya dan meramas-ramas Emak Mertua aku tu semakin kuat dan telah menunjukkan tanda bersedia untuk kemudiannya terus bangun perlahan-lahan dan melepaskan kucupan kami lalu membuka baju dan seluar terlentang di katil sambil tangannya meraba-raba bibir lubang cipapnya yang kelihatan berkilat-kilat diselaputi lendirnya aku menghempap tubuh Emak Mertua aku tu lagi dan menemukan mulut berkucupan dan kedua-dua tetek Emak Mertua aku tu terhempap oleh dada mengesek-gesekkan tubuh kami dengan mengoyang-goyang kanan aku kemudiannya aku susurkan ke lubang cipap Emak Mertua aku tu dan memain-mainkan jari aku di aku jolokkan jari aku ke dalam lubang cipap nikmat Emak Mertua aku dengan itu,Emak Mertua aku tu terus mengoyang-goyangkan bontot tonggeknya.“Arshad...!!!Cepat masukkan,Sayang...!!!”Emak Mertua aku tu merayu pada itu,aku bangun dan memegang kedua-dua kaki Emak Mertua aku tu dan aku letakkan kepala batang kote aku ke mulut lubang cipap Emak Mertua aku tu dan menolak sedikit demi sedikit sehingga terbenam keseluruhannya batang kote aku ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu buat kali ke-2 pada hari tersebut kali ke-3 secara keseluruhannya.Apabila kepala batang kote aku mencecah pangkal rahim Emak Mertua aku tu,dia mengerang rebahkan tubuh aku menghempap tubuh Emak Mertua aku tu sambil menyorong dan menarik batang kote aku keluar-masuk pejam menahan kenikmatan dari pergerakan merapat ke telinganya dan membisik.“Sedap tak,Mak...!!!”bisik aku kepada Emak Mertua aku hanya menganggukkan kepala dan aku menyambung lagi.“Kita buat selalu begini ye,Mak...!!!”bisik aku lagi kepada Emak Mertua aku membalas dengan suara tersekat-sekat menahan kenikmatan.“Arshad mesti selalu jenguk-jenguk Mak ye,Sayang...!!!Kita boleh main seks bersama selalu,Sayang...!!!”balas Emak Mertua aku tu dengan suara tersekat-sekat menahan aku menghentikan pergerakkan aku,Emak Mertua aku tu akan mengayak-ayak bontot tonggeknya seperti tak sabar untuk menikmati puncak teruskan gerakan sorong-tarik batang kote aku perlahan-lahan dan sekali-sekala aku henyak-henyak kali Emak Mertua aku tu menerima henyakkan aku,dia akan Emak Mertua aku tu mengayak bontot tonggeknya dengan laju sambil merayu.“Arshad,Mak nak sampai...Mak nak sampai...Mak nak sampai...!!!Laju...Laju lagi,Sayanggg...Ooohhh... Aaarrrggghhh...Aaahhh...Aaahhh...Aaahhhh...!!!” Emak Mertua aku tu mendesah-desah dengan itu aku melajukan pergerakan aku dan...“Uuuhhhh...Sampai,Sayanggg...!!!”desah nikmat daripada Emak Mertua aku tu dan kami sama-sama memancutkan air Emak Mertua aku tu mengeletar kenikmatan menerima air mani kasih aku ke dalam lubang cipapnya buat kali ke-2 pada hari tersebut kali ke-3 secara keseluruhannya.Mulut Emak Mertua aku tu mencari-cari mulut aku dan mengucup aku dengan sampai serentak dengan peluh membasahi tubuh pertarungan kami,kami sama-sama terbaring terlentang menghadap ke siling untuk menenangkan nafas kami kembali,masing-masing senyap tanpa berkata-kata buat aku menoleh pada Emak Mertua aku tu,dia tersenyum lemah bila mata kami kelihatan jugak dengan nafas kami kembali tenang,kami berpelukkan dan memberanikan diri menyatakan aku cinta padanya dan mahu kerap bersamanya apabila ada kesempatan dan Emak Mertua aku tu terus membalas dengan mengatakan dia jugak telah jatuh cinta pada aku dan terasa amat sayang pada aku,sebagai menantunya merangkap sebagai kekasihnya Mertua aku tu berjanji akan selalu menyerahkan tubuhnya untuk aku kerjakan selagi ada kesempatan yang memerlukan lelaki dan lelaki itu adalah kami membersihkan diri masing-masing untuk menyambut kepulangan isteri dan anak-anak aku,kami sempat bertarung sekali lagi buat kali ke-3 pada hari tersebut kali ke-4 secara keseluruhannya tetapi secara sederhana dengan penuh kasih mani aku telah memancut lagi ke dalam lubang cipap Emak Mertua aku tu buat kali ke-3 pada hari tersebut kali ke-4 secara keseluruhannya untuk kami merasa puas dan itu kami duduk di jeti,menunggu rombongan perkelahan pulang dan lagak kami seperti mertua dan menantu kami ingin duduk berpelukkan seperti pasangan lain yang duduk di jeti bersama-sama kami,kami terpaksa menahan perasaan tersebut.“Arshad,jangan sampai sesiapa sedar hubungan kita,terutama Hasnah dan anak-anak Mak yang lain ye...!!!Nanti kecoh jadinya...!!!”Emak Mertua aku tu memberitahu aku untuk memulakan menyampuk.“Kita sama-sama jaga perasaan kita depan diaorang semua walaupun saya ingin peluk Mak sentiasa...!!!”sampuk aku kepada Emak Mertua aku tu.“Mak jugak rasa macam tu...!!!Kalau boleh Mak nak Arshad peluk Mak selalu...!!!Mak tak pernah bercinta dan tak pernah tahu akan rasa cinta itu bagaimana agaknya tetapi hari ini Mak rasakan bahawa perasaan cinta pada Arshad begitu membara sekali...!!!Dulu Mak kahwin dengan arwah Bapak atas kehendak orang tua aje sehingga la Mak melahirkan 14 orang anak,perasaan cinta itu tidak pernah wujud dalam hidup Mak...!!!Mak cuma rasa bahawa hubungan Mak dengan arwah Bapak adalah kerana tanggungjawab Mak sebagai seorang isteri kepada suami sahaja...!!!”Emak Mertua aku tu mula bercerita dan aku hanya mendengarkan sahaja.“Hari ini Mak dapat rasakan cinta,cinta Mak pada Arshad...!!!Kalau la kita tidak ada hubungan muhrim,rasanya Mak nak aje kahwin dengan Arshad dan hidup bersama sebagai isteri Arshad supaya Mak dapat menikmati sepenuhnya rasa cinta yang tak pernah Mak alami selama ini,dan Mak nak nikmatinya sehingga ke akhir hayat Mak ni,Sayang...!!!”kata Emak Mertua aku tu lagi kepada aku.“Bagi saya Mak,saya pernah bercinta,cinta pada Hasnah,isteri saya dan anak Mak...!!!Mak pun tahu bagaimana saya lalui zaman itu 22 tahun lalu...!!!Saya sendiri yang beritahu Mak dan arwah Bapak bahawa saya cintakan anak Mak dan mahu mengahwininya...!!!Sehingga sekarang pun kami tetap macam dulu...!!!Kami masih menyintai antara satu sama lain...!!!”aku menjelaskan pada Emak Mertua aku tu.“Tapi pada hari ini,saya telah jatuh cinta pada Maknya pulak...!!!Dulu saya jelaskan pada Mak bagaimana saya cintakan anak Mak tetapi pada hari ini saya masih tetap cintakan Hasnah...!!!Pada hari ini jugak saya dapat rasakan cinta saya pada Mak...!!!Cinta bagi kali kedua ini amat berlainan dan hebat sekali...!!!Di sini,Mak di hadapan saya...!!!Saya tidak dapat menyentuh Mak di khalayak ramai,perasaan rindu saya pada Mak dah mula terasa apa lagi selepas ini kita akan berjauhan buat sementara dan akan berjumpa sekali-sekala jika ada kesempatan...!!!”jelas aku kepada Emak Mertua aku tu sempat berbual panjang,menjelaskan perasaan masing-masing dan merancang masa depan dan bagaimana kami dapat bertemu dan meneruskan hubungan kami supaya tidak dihidu oleh hari-hari seterusnya percutian ini kami berjanji tidak akan melakukan apa-apa supaya jauh dari syak wasangka sehinggalah Hasnah,anak-anak dan adik-adik ipar aku malam itu,kami semua makan teringatkan janji aku pada isteri aku untuk memuaskannya pada malam ragu-ragu jika aku akan mengecewakannya pada malam nanti kerana seluruh tenaga aku telah aku kerahkan untuk Emaknya siang itu,selepas makan aku minta izin pada isteri aku untuk merayau-rayau sendirian pada malam itu dan berjanji akan pulang awal untuk melayani keinginan nafsu seksnya tadi,keinginan nafsu seksnya memang sudah berkobar-kobar tetapi dia mengizinkan aku setelah aku membuat janji aku adalah untuk membeli minuman bertenaga “Red Bull” dan menongakknya supaya tenaga aku kembali untuk melayan isteri aku aku kurang baik,tidak terdapat kedai yang mula risau dan terus menyusur di gerai-gerai kampung berhenti untuk minum di sebuah gerai minuman untuk membasahkan tekakku apabila nasib menyebelahi itu ada menjual kopi Tongkat minum sehingga 2 gelas hingga badan aku berpeluh kepanasan walaupun cuaca malam itu dingin menghabiskan 2 gelas,aku pun beredar untuk pulang ke chalet dan ke bilik untuk bertarung kali kedua pulak,kini dengan isteri kopi Tongkat Ali tidak mengecewakan aku atau mungkin ketika aku menyetubuhi isteri aku,aku membayangkan Emak Mertua aku penting,isteri aku biasa,sebelum aku terpancut,dia sampai ke puncak nikmat sebanyak 2 kali dan terus terlena itu aku tidur nyenyak dan hanya sedar pada jam 600 pagi keluar bersiar-siar menyedut udara pagi di tepi aku turun dari chalet aku menoleh ke chalet Emak Mertua aku tidak belum bangun tidur kerana terlalu 730 pagi semua berkumpul untuk sarapan dan Emak Mertua aku tu saling pandang memandang rindu untuk memeluk Emak Mertua aku tu tetapi apakan Mertua aku tu jugak berperasaan menceritakan pada aku selepas kami dapat bersama,setelah pulang daripada hari itu,kami semua di bawa untuk membuat “Jungle Tracking” untuk berkelah di air terjun dan melihat hidupan liar di pulau ini,aku dan Emak Mertua aku tu ikut isteri aku suruh aku membantu memimpin kami mempunyai kesempatan tetapi kami dapat mengawal diri menunaikan janji berlagak sebagai menantu yang baik dan bertanggungjawab dan Emak Mertua aku tu menjalankan peranannya sebagai seorang tua yang tidak berdaya berjalan aku aku kelihatan bangga kerana aku nampak sayang dengan Emaknya dan menjaganya dengan itu berjalan dengan esoknya kami menghabiskan masa bersiar-siar di Kampung Salang kerana selepas makan tengahari kami akan pulang ke tanah besar di Mersing, kami bertolak pulang pada jam 200 kali ini,Emak Mertua aku tu tidak mabuk boleh naik dan turun sendiri dari sampai ke daratan pada jam 400 petang setelah lebih kurang 2 jam 430 petang kami terus bertolak dengan bas pelancongan untuk pulang ke aku dengan Emak Mertua aku tu berjalan dengan baik sehingga kehari ini tanpa dapat dihidu oleh hubungan kami telah berjalan selama 2 seorang kontraktor,masa aku tidak menyerahkan kerja-kerja pada pembantu pejabat ditangani oleh isteri aku dan adik-adik ipar kunjungan aku ke rumah Emak Mertua aku tu semakin kerap tanpa ditemani oleh isteri aku kerana terlalu sibuk dengan urusan pejabat yang sengaja aku Emak Mertua aku tu telah aku bilik khas untuk keluarga aku apabila kami berkunjung telah aku bina,yang sebenarnya adalah syurga bagi aku dan Emak Mertua aku tu untuk meneruskan hubungan kami memuaskan keinginan nafsu seks masing-masing lagaknya sebagai suami tersebut hanya aku yang memegang kuncinya dan adik-adik ipar aku yang amat hormat pada aku tidak sesekali mahu mengambil kisah apa yang berlaku dalam bilik jugak tidak pernah tahu sama ada aku ada dalam bilik tersebut atau tidak kerana ia terletak di tingkat tingkat 2 tersebut yang tidak pernah dinaiki oleh adik-adik ipar aku kerana mereka masing-masing aku binakan bilik sendiri lengkap dengan perabut dan aku belikan set hiburan dalam bilik atas hanya mempunyai bilik keluarga aku dan Emak Mertua aku itu apabila Emak Mertua aku tu naik ke atas,tiada siapa ambil Mertua aku tu akan dipanggil dari bawah sahaja apabila diperlukan dan jika dia keluar dari bilik aku pun tiada siapa akan itu kami berdua bebas melakukan apa sahaja ketika kami apabila kami bersetubuh,aku akan membuka HiFi dengan kuat supaya segala bunyi semasa kami sedang bersetubuh tidak akan isteri aku,selalu aku katakan bahawa aku kena kerja luar berhampiran dengan kampung Emak Mertua aku tu dan aku akan tidur atau berehat di rumah amat gembira sekali kerana aku kerap berkunjung dan menjenguk suatu ketika ketika aku sedang menyetubuhi Emak Mertua aku tu,telefon bimbit aku batang kote aku masih terbenam di dalam lubang cipap nikmat Emak Mertua aku tu,aku menjawab telefon bimbit telefon,isteri aku menanyakan aku berada di nyatakan aku sedang berehat di rumah menyakinkan dirinya,dia minta untuk bercakap dengan katakan bahawa Emaknya sedang berada di dapur tetapi dia tetap ingin bercakap dengan Emaknya lalu aku berpura-pura menjerit memanggil Emaknya sedangkan Emak Mertua aku tu sedang aku hempap dengan batang kote aku masih tertanam di dalam lubang senyapkan selang seminit dan kemudian aku serahkan telefon bimbit aku kepada Emak Mertua aku tu yang sedang aku Mertua aku tu mengambil telefon bimbit aku tersebut dan memulakan perbualan dengan anaknya sambil aku meneruskan henjutan batang kote teruskan menyorong-tarik batang kote aku,aku menghisap kedua-dua tetek Emak Mertua aku tu sedang dia terus berbual-bual dengan melihat wajah Emak Mertua aku tu menahan kenikmatan dari persetubuhan kami.“Has,Mak tak dapat berbual panjang ni,nanti hangus lauk atas dapur...!!!Nanti la kita berbual lagi ye...!!!”Emak Mertua aku tu cuba menamatkan perbualan telefon dengan isteri aku dan terus menyerahkan telefon bimbit kepada memastikan aku telah menutup telefon bimbit aku tu dan selepas itu Emak Mertua aku tu mengerang dengan kuat kerana terlalu nikmat dengan asakkan meneruskan persetubuhan kami sehingga ke kali aku berkunjung,akan berakhir dengan aku dan Emak Mertua aku tu sama-sama lemas melakukan persetubuhan merasa sungguh bahagia pada itu,peti sejuk di bilik aku sentiasa dipenuhi dengan air tin Tongkat Ali untuk aku dan air tin Manjakani untuk Emak Mertua aku hendak memulakan persetubuhan,kami akan sama-sama minum air-air tersebut dan bertahanlah persetubuhan kami berdua sehingga lebih kurang 2 Tongkat Ali,batang kote aku keras menegak dan dengan Manjakani,lubang cipap Emak Mertua aku tu sentiasa sempit seperti anak dara.....................ns telanjangbugils com nafsu birahi ibu mertua . Berikut Cerita Dewasa selengkapnya: Nama saya adalah Aldo Dua lubang, lubang memek dan lubang anus Ibu mertuaku sudah aku rasakan Bu Yayuk adalah seorang janda yang baru cerai karena suaminya kawin lagi dengan wanita yang jauh lebih muda, dia pindah kontrak di wilayah tempatku mangkal ngojek karena Aku adalah lelaki yang sangat beruntung memiliki seorang istri yang cantik, baik, dan sangat setia. Tapi entah kenapa aku malah bisa-bisanya menghianati kesetiaannya, meskipun dia tidak pernah perselingkuhan ini terjadi 1,5 tahun lalu ketika kami baru saja pindah rumah. Dan rumah yang kami tempati memang jadi cukup jauh dengan orang tua kami. Sehingga hampir sebulan dua kali ibu mertuaku suka menginap di rumah kami, sekedar untuk menengok istri dan mertuaku orang biasa sewajarnya wanita berusia 41 tahun, dia memiliki tubuh gempal dengan tinggi sekitar 160 cm. Wajahnya manis dan kulitnya putih mulus, sangat serasi dengan penampilan jilbab dan baju kurung yang tertutpnya. Hubunganku dengannya biasa saja, terlelu dekat tidak, jauh pun itu aku sudah mengira kalo di rumah akan ada ibu mertuaku yang biasa ku panggil mamah Lilis. Ternyata tebakanku tepat, dia tengah memasak dengan istriku.“wah kayaknya masak nih!” kataku.“eh yang udah pulang!” seru istri ku penuh akupun beranjak menuju kamar mandi untuk mandi. Rupanya disana aku melihat sebuah cd yang tergantung pada sebuah paku. Aku yakin kalo itu bukan milik istriku, dan aku menira cd itu pasti milik mamah Lilis, soalnya kelihatah dari ukurannya yang besar. Kuambil dan tercium aroma sedap darti cd itu. Ya tepat, itulah aroma vagina yang menempel di cd warna kerm itu. Aku hirup lagi aromanya yang cukup menggairahkan, tak sadar ternyata penisku berdiri karena aroma tersebut. Aku berpikir, cd nya aja sudah menggairahkan, apalagi veginanya.“Sial, apa-apaan aku, dia kan ibu mertuaku” aku selesai mandi dan siap untuk berkumpul bersama keluargaku. Malam itu memang agak special, karena mertuaku membuatkan kami karedok buatannya yang sangat aku sukai. Kamipun menyantapnya dengan penuh suka cita dan rasanya mneyenangkan banget bisa makan bersama denagan istri dan mertuaku. Sesekali aku pandangi wajah mertuaku karena aku masih kepikiran aroma dari cd nya tadi. Kulihat senyumnya yang manis, kemudian pandanganku mulai turun ke bagian dada yang terlihat dangat menonjol lekukan gunung kembar yang sangat besar. Kayaknya memang sudah tidak kencang, tapi tetap indah dipandang.“bapak gak ikut mah?” tanyaku basa-basi“bapak kan kerja di jakarta!” jawab mertuaku penuh kenapa aku berpikir yang menyimpang, apadahal dia adalah ibu mertuaku, tapi entah kenapa aku seakan ingin bersenggam dengannya. Kemudian aku membayangkan bagaimana kalo malam ini aku bercinta dengannya, kayaknya asik pikirku. Tapi bagaimna bisa, selain dia mertuaku, belum lagi disini ada istriku. Beberapa lama kemudian istriku mengambil minuman penutup yaitu bandrek kesukaanku. Kamipun menutup acara makan malam kami dan karena kami sudah cape dan ngantuk makanya kami pun langsung kenapa malam itu mertuaku ingin tidur bareng istriku, dan menyuruhku tidak pindah tapi bertiga saja sekamar. Aku sih tidak ada masalah, dan mau-mau saja, kebetulan ranjang kami besar dan lebar, bahkan muat untuk 4 orang juga. Istriku ingin mertua tidur di tengah karena dia tidak biasa kalo tidur di tengah-tengah. Mertuaku pun tidak mempermasalahkannya dan kami pun tidur dengan posisi ibu mertuaku tidur di tengah antara aku dan istriku dan kamipun mulai pukul setengah 12 malam aku terbangun karena ingin buang air kecil. Setelah itu aku kembali ke kamar dan aku melihat mertuaku yang tidur membalik ke arah istriku. Kulihat jelas pantatnya yang besar yang kala itu dia menggunakan baju kurung warna biru. Dia juga mengenakan kerudung sekalipun lagi tidur. Akupun melihat betisnya yang ptih mulus dan berisi. Pikiran negatifku pun kembali muncul dan membuatku berpikir untuk mencumbunya. Aku segera berbaring mengarah ke mertuaku yang posisis tidurnya membelakangiku. Penisku semakin berdiri dan ingin sekali rasanya menancapkannya ke liang anusnya yang bualt dan besar perlahan mendekati dan mengenakan kakiku ke betisnya yang lembut itu. Aku diamkan sejenak kemudian aku coba gesekkan perlahan. Rupanya dia memang tidur, dan akupun mulai bergerak perlahan mendekatinya. Aku memperhatikan istriku yang tertidur pulas dan kurasa aman. Lalu aku mencoba menempelkan penisku yang masih terbungkus celana pendekku ke pantat masih diam saja bahkan ketika kumulai gerakkan penisku yang begesekkan dengan pantatnya. Kemudian akupun mulai menggerakan tanganku mengarah ke pahanya dan perlahan aku elus-elus. Tiba- tiba istriku bergerak membuatku kaget dan langsung menghentikan gerakanku. Ternyata dia mengigau. Ah sial pikirku yang sudah melepaskan kaki dan tanganku dari tubuh mertuaku. Akupu ingin melakukannya lagi tapi takut kali ini mertuaku menit kemudian mertuaku bergerak merapat kepadaku, rupanya dia bangun karena dia batuk. Aku heran kenapa dia bergerak padaku. Langsung saja otak mesumku bereaksi dan menggerakan tanganku untuk merabanya lagi. Saat aku merabanya, mertuaku batuk dan mengagetkanku. Tapi dia hanya diam saja. Lalu kulihat dia menyingkapkan rook nya sedikit keatas sehingga terlihat sampai ke belakang lutunya. Aku yakin kalo dari tadi mertuaku bangun dan sadar kalo aku meraba-rabanya. Kemudian aku nekad bertnaya padanya.“mamah dari tadi nggak tidur?” bisikkuDia hanya diam saja, padahal aku tahu pasti kalo dia tidak tidur. Aku berpikir kalo dia pasrah kalo sekalipun aku lakukan sesuatu kepadanya. Kemudian aku lebih merapatkan tubuhku ke mertuaku. Aku buka perlahan penisku yang sudah kembali keras. Aku raih tangan mertuaku dan mengarahkannya ke penisku, dan aku biarkan dia genggam penisku. Dia hanya diam buak perlahan celanaku sehingga aku hanya mengenakan baju tanpa celan dan memenag tertututpi sama selimut. Kemudian aku naikkan rok mertuaku sambil aku usap pahanya yang mulus dan lembut. Dia sedikit bergerak karena mungkin terangsang olehku.“gerakin dong mah tangannya” bisikku dia melakukan apa yang aku minta. Dia remas dan kocok penisku pelan-pelan. Tenganku mulai masuk ke daerah vaginanya yang ternyata telah basah. Akupun semakin bergairah untuk melakukan hubungan seks gila ini. Kulepaskan tangannya dari penisku dan langsung saja kudekatkan pada anusnya. Aku coba memasukkanya ke lobang vaginanya, tapa ternyata susah karena posisi kami dan juga kami lakukan dengan hati-hati karena takut istriku biarkan saja penisku digencet oleh kedua paha mertuaku yang besar dan berisi. Sementara itu aku meulai membuka risleting bajunya yang terletak di sekali aku lepaskan busananya berikut bra dan cd nya. Kini dia telanjang bulat diantara aku dan istriku, aku ciumi punggung dan menit kemudian aku nekad dan berbisik “mah aku naikki aja mamah ya”Kemudian dia bergerak dan merubah posisi nya jadi berbaring. Akupun pelan-pelan menaiki tubuhnya yang besar itu. Dia masih menutup matanya seakan tak mau tahu kalo aku sedang menungganginya. Sesekali dia mendesah kecil ketika kuremas dadanya. Akupun mulai menciuminya dan menjilati leher samapi aku mulai mengarahkan penisku ke vaginyanya. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk meluputkan penisku ke liang kenikmatannya karen memang vaginanya sudah nggak sempit kocokkan perlahan dan seseklai dpercepat. Aku lakukan itu sekitae 10 menita hingga terasa cairan hangat menyemburpenisku. Rupanya dia telah mencapai surganya. Akupun menyuruhnya merubah dia diatas menindihku, dan mengulang lagi gerakanku tadi. Sampai beberapa menit kemudian aku orgasme dan meledakannya di dalam vagina mertuaku itu. Setelah itu barulah dia berani mebuka matanya dan tersenyum manis padaku. Aku ahnya bisa bilang “maaf mah!”Kemudian dia menciumiku dan memelukku erat. Kami berpelukan sangat lama sekali sampaia akhirnya dia memakai kan kembali busananya pelan-pelan, begitu pula aku karena takut istriku curiga. Setelah itu kami berciuman lagi beberapa lamanya. Kemudian kami tertidur karena letih dengan permainan gila kami. Bagaimana tidak, aku menyetubuhi mertuaku disamping anaknya sekaligus istriku yang tengah tertidur di ranjang yang paginya aku bangun palingakhir. Dan kuliahat istri dan mertuaku tengah mengobrol di teras depan. Kemudian setelah membasuh muka,aku menghampiri mereka. Kulaihat mertuaku tersenyum tipis, dan aku balas
Suasanabegitu hening dan romantis, kami berpelukan lagi, ber-ciuman lagi, makin menggelora. Kami tumpahkan kerinduan kami. Aku ciuman dengan ibu mertuaku dengan penuh nafsu. Aku rogoh buah dadanya yang selalu aku bayangkan, aduuh benar-benar besar dan lembut.
Kumpulan Cerita Hot 21+ - Perkenalkan dulu namaku Budi. Sudah satu minggu ini aku berada di rumah sendirian. Terus terang saja aku jadi kesepian juga rasanya. Kalau mau tidur rasanya kok aneh juga , kok sendirian dan sepi , padahal biasanya ada bapak ,ibu , kakak dan adek . Aku teringat peristiwa yang aku alami dengan ibu mertua kakak-ku. Ibu mertua kakak-ku memang bukan ibu kandung istrinya , karena ibu kandungnya telah meninggal dunia. Ayah mertua kakak-ku kemudian kawin lagi dengan ibu mertua kakak-ku yang sekarang ini dan kebetulan tidak mempunyai anak. Ibu mertua kakak-ku ini umurnya sekitar 40 tahun , wajahnya ayu , dan tubuhnya benar-benar sintal dan padat sesuai dengan wanita idamanku. Buah dadanya besar sesuai dengan pinggulnya. Demikian juga pantatnya juga bahenol banget. Aku sering membayangkan ibu mertua kakak-ku itu kalau sedang telentang pasti vaginanya membusung ke atas terganjal pantatnya yang besar itu. Hemm , sungguh menggairahkan. Peristiwa itu terjadi waktu malam dua hari sebelum hari perkawainan kakak-ku dengan Riris. Waktu itu aku duduk berdua di kamar keluarga sambil membicarakan persiapan perkawinan kakak-ku. Mendadak lampu mati. Dalam kegelapan itu , ibu mertua kakak-ku waktu itu masih calon berdiri , saya pikir akan mencari lilin , tetapi justru ibu mertua kakak-ku memeluk dan menciumi pipi dan bibirku dengan lembut dan mesra. Aku kaget dan melongo karena aku tidak mengira sama sekali diciumi oleh calon ibu mertua kakak-ku yang cantik itu. Hari-hari berikutnya aku bersikap seperti biasa , demikian juga ibu mertua kakak-ku. Pada saat-saat aku duduk berdua dengan dia , aku sering memberanikan diri memandang ibu mertua kakak-ku lama-lama , dan dia biasanya tersenyum manis dan berkata , “Apaa..? , sudah-sudah , ibu jadi malu”. Terus terang saja aku sebenarnya merindukan untuk dapat bermesraan dengan ibu mertua kakak-ku itu. Aku kadang-kadang sagat merasa bersalah dengan kakak-ku, dan juga kakak ipar-ku yang baik hati. Kadang-kadang aku demikian kurang ajar membayangkan ibu mertua kakak-ku disetubuhi ayah mertua kakak-ku , aku bayangkan kemaluan ayah mertua kakak-ku keluar masuk vagina ibu mertua kakak-ku , Ooh alangkah…! Tetapi aku selalu menaruh hormat kepada ayah dan ibu mertua kakak-ku. Ibu mertua kakak-ku juga sayang sama kami, Pagi-pagi hari berikutnya , aku ditelepon ibu mertua kakak-ku , minta agar sore harinya aku dapat mengantarkan ibu menengok famili yang sedang berada di rumah sakit , karena ayah mertua kakak-ku sedang pergi ke kota lain untuk urusan bisnis. Aku sih setuju saja. Sore harinya kami jadi pergi ke rumah sakit , dan pulang sudah sehabis maghrib. Seperti biasa aku selalu bersikap sopan dan hormat pada ibu mertua kakak-ku. Dalam perjalan pulang itu , aku memberanikan diri bertanya , “tante , ngapain sih dulu tante kok cium budi ?”. “Aah , kamu ini kok masih diingat-ingat juga siih”, jawab ibumertua kakak-ku sambil memandangku. “Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda. “Naah , tambah kurang ajar thoo , Ingat kakak-mu lho budi…, Nanti kedengaran juga bisa geger lho iwan “. “Tapii , sebenarnya kenapa siih tante…, budi jadi penasaran lho”. “Aah , ini anak kok nggak mau diem siih , Tapi eeh…, anu…, budi , sebenarnya waktu itu , waktu kita jagongan itu , ibu lihat tampangmu itu kok ganteng banget. Hidungmu , bibirmu , matamu yang agak kurang ajar itu kok membuat ibu jadi gemes banget deeh sama kamu. Makanya waktu lampu mati itu , entah setan dari mana , ibu jadi pengin banget menciummu dan merangkulmu. Ibu sebenarnya jadi malu sekali. Ibu macam apa aku ini , “Mungkin , setannya ya Tomy ini Bu…, Saat ini setannya itu juga deg-degan kalau lihat ibu mertua kakak-ku. Ibu boleh percaya boleh tidak , kadang-kadang kalau saya lagi sama sendiri , malah bayangin tante lho. Bener-bener nih. Sumpah deh. Kalau tante pernah bayangin saya nggak kalau lagi sama om”, aku semakin berani. “aah nggak tahu ah…, udaah…, udaah…, nanti kalau keterusan kan nggak baik. Hati-hati setirnya. Nanti kalau nabrak-nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama tante. Pasti tante yang disalahin orang , Dikiranya yang tua niih yang ngebet”, katanya. “Padahal dua-duanya ngebet lo tante. tante , maafin budi deeh. Budi jadi pengiin banget sama tante lho…, Gimana niih , punya budi sakit kejepit celana nihh”, aku makin berani. “Aduuh Toom , jangan gitu dong. tante jadi susah nih. Tapi terus terang aja budi .., tante jadi kayak orang jatuh cinta sama kamu.., Kalau udah begini , udah naik begini , tante jadi pengin ngeloni kamu budi …, budi kita cepat pulang saja yaa…, Nanti diterusin dirumah…, Kita pulang ke rumahmu saja sekarang…, Toh lagi kosong khan…, Tapi budi minggir sebentar budi , tante pengen cium kamu di sini”, kata tante dengan suara bergetar. ooh aku jadi berdebar-debar sekali. Aku jadi nafsu banget. Aku minggir di tempat yang agak gelap. Sebenarnya kaca mobilku juga sudah gelap , sehingga tidak takut ketahuan orang. Aku dan ibu mertua kakak-ku berangkulan , berciuman dengan lembut penuh kerinduan. Benar-benar, selama ini kami saling merindukan. “eehhm…, budi , ibu kangen banget ma kamu”, bisik ibu mertua kakak-ku. “aku juga bu”, bisikku. “budi…, udah dulu budi…, eehmm udah dulu”, napas kami memburu. “Ayo jalan lagi…, Hati-hati yaa”, kata ibu mertua kakak-ku. “ibu penisku kejepit niih…, Sakit”, kataku. “iich anak nakal”, Pahaku dicubitnya. “Okey…, buka dulu ritsluitingnya”, katanya. Cepat-cepat aku buka celanaku , aku turuni celana dalamku. Woo , langsung berdiri tegang banget. Tangan kiri ibu mertua kakak-ku , aku tuntun untuk memegang penisku. “Aduuh kamu. Gede banget pelirmu…, Biar ibu pegangin , Ayo jalan. Hati-hati setirnya”. Aku masukkan persneling satu, dan mobil melaju pulang. Penisku dipegangi ibu , jempolnya mengelus-elus kepala penisku dengan lembut. Aduuh , gelii… nikmat sekali. Mobil berjalan tenang , kami berdiam diri , tetapi tangan ibu terus memijat dan mengelus-elus penisku dengan lembut. Sampai di rumah , aku turun membuka pintu , dan langsung masuk garasi. Garasi aku tutup kembali. Kami bergandengan tangan masuk ke ruang tamu. Kami duduk di sofa dan berpandangan dengan penuh kerinduan. Suasana begitu hening dan romantis , kami berpelukan lagi , berciuman lagi , makin menggelora. Kami tumpahkan kerinduan kami. Aku ciumi ibu mertua kakak-ku dengan penuh nafsu. Aku rogoh buah dadanya yang selalu aku bayangkan , aduuh benar-benar besar dan lembut. “Buu , aku kangen banget buu…, aku kangen banget”. “Aduuh budi , ibu juga…, Peluklah ibu budi , peluklah ibu” nafasnya semakin memburu. Matanya terpejam , aku ciumi matanya , pipinya , aku lumat bibirnya , dan lidahku aku masukkan ke mulutnya. Ibu agak kaget dan membuka matanya. Kemudian dengan serta-merta lidahku disedotnya dengan penuh nafsu. “Eehhmm.., budi , ibu belum pernah ciuman seperti ini…, Lagi ibu masukkan lidahmu ke mulut ibu” Ibu mendorongku pelan , memandangku dengan mesra. Dirangkulnya lagi diriku dan berbisik, ” bawalah Ibu ke kamar…, Enakan di kamar, jangan disini”. Dengan berangkulan kami masuk ke kamar tengah yang kosong. Aku merasa tidak enak di tempat tidur aku. “Bu kita pakai kamar tengah saja yaa”. “Okey, Lebih bebas di kamar ini”, kata ibu mertua kakak-ku penuh pengertian. Aku remas pantatnya yang bahenol. “iich.., dasar anak nakal”, ibu mertua kakak-ku merengut manja. Kami duduk di tempat tidur , sambil beciuman aku buka pakaian ibu mertuaku. Aku sungguh terpesona dengan kulit ibuku yang putih bersih dan mulus dengan buah dadanya yang besar menggantung indah. Ibu aku rebahkan di tempat tidur. Celana dalamnya aku pelorotkan dan aku pelorotkan dari kakinya yang indah. Sekali lagi aku kagum melihat vagina ibu mertua kakakk-ku yang tebal dengan bulunya yang tebal keriting. Seperti aku membayangkan selama ini , vagina ibu mertua kakak ku benar menonjol ke atas terganjal pantatnya yang besar. Aku tidak tahan lagi memandang keindahan ibu mertua kakak-ku telentang di depanku. Aku buka pakaianku dan penisku sudah benar-benar tegak sempurna. Ibu mertua kakak-ku memandangku dengan tanpa berkedip. Kami saling merindukan kebersamaan ini. Aku berbaring miring di samping ibu mertua kakak-ku. Aku ciumi , kuraba , kuelus semuanya , dari bibirnya sampai pahanya yang mulus. Aku remas lembut buah dadanya , kuelus perutnya , vaginanya , klitorisnya aku main-mainkan. Liangnya vaginanya sudah basah. Jariku aku basahi dengan cairan vagina ibu mertua kakak-ku , dan aku usapkan lembut di clitorisnya. Ibu menggelinjang keenakan dan mendesis-desis. Sementara pelirku dipegang ibu dan dielus-elusnya. Kerinduan kami selama ini sudah mendesak untuk ditumpahkan dan dituntaskan malam ini. Ibu menggeliat-geliat , meremas-remas kepalaku dan rambutku , mengelus punggungku , pantatku, dan akhirnya memegang penisku yang sudah siap sedia masuk ke liang vagina ibu mertua kakak-ku. “Buu , aku kaangen banget buu…, aku kangen banget…, aku anak nakal buu..”, bisikku. ” …, ibu juga. sshh…, masukin …, masukin sekarang…, Ibu sudah pengiin banget …”, bisik ibu mertua kakak-ku tersengal-sengal. Aku naik ke atas ibu mertua kakak-ku bertelakan pada siku dan lututku. Tangan kananku mengelus wajahnya , pipinya , hidungnya dan bibir ibu mertua kakak-ku. Kami berpandangan. Berpandangan sangat mesra. Penisku dituntunnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah. Ditempelkannya dan digesek-gesekan di bibir vaginanya , di clitorisnya. Tangan kirinya memegang pantatku , menekan turun sedikit dan melepaskan tekanannya memberi komando penisku. Kaki ibu mertua kakak-ku dikangkangnya lebar-lebar , dan aku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke vagina ibu mertua kakak-ku. Kepala penisku mulai masuk , makin dalam , makin dalam dan akhirnya masuk semuanya sampai ke pangkalnya. Aku mulai turun naik dengan teratur , keluar masuk , keluar masuk dalam vagina yang basah dan licin. Aduuh enaak , enaak sekali. “Masukkan separo saja . Keluar-masukkan kepalanya yang besar ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali”. Nafsu kami semakin menggelora. Aku semakin cepat , semakin memompa penisku ke vagina ibu mertua kakak-ku. “Buu , aaku masuk semua , masuk semua buu” “Iyaa , enaak banget. Pelirmu ngganjel banget. Gede banget rasane. Ibu marem banget” kami mendesis-desis , menggeliat-geliat , melenguh penuh kenikmatan. Sementara itu kakinya yang tadi mengangkang sekarang dirapatkan. Aduuh , vaginanya tebal banget. Aku paling tidak tahan lagi kalau sudah begini. Aku semakin ngotot menyetubuhi ibu mertua kakak-ku , mencoblos vagina ibu mertua kakak-ku yang licin , yang tebal , yang sempit karena sudah kontraksi mau puncak. Bunyinya kecepak-kecepok membuat aku semakin bernafsu. Aduuh , aku sudah tidak tahan lagi. “Buu aku mau keluaar buu…, Aduuh buu.., enaak bangeet”. “ssh…, hiiya budi, keluariin budi budi , keluarin”. “Ibu juga mau muncaak, mau muncaak…, Teruss Kami berpagutan kuat-kuat. Napas kami terhenti. Penisku aku tekan kuat-kuat ke dalam vagina ibu mertua kakak-ku. Pangkal penisku berdenyut-denyut. menyemprotlah sudah spermaku ke vagina ibu mertua kakak-ku. Kami bersama-sama menikmati puncak persetubuhan kami. Kerinduan , ketegangan kami tumpah sudah. Rasanya lemas sekali. Napas yang tadi hampir terputus semakin menurun. Aku angkat badanku. Akan aku cabut penisku yang sudah menancap dari dalam liang vaginanya , tetapi ditahan ibu mertua kk-ku. “Biar di dalam dulu Ayo miring , kamu berat sekali. Kamu nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya”, katanya sambil memencet hidungku. Kami miring , berhadapan , Ibu mertua kakak-ku memencet hidungku lagi, “Dasar anak kurang ajar…, Berani sama ibu mertua kakak mu ya.., Masa ibunya dinaikin , Tapi …, ibu nikmat banget , marem’ banget. Ibu belum pernah merasakan seperti ini”. “Buu , aku juga buu. Mungkin karena curian ini ya buu , bukan miliknya…, Punya bapaknya kok dimakan. Ibu juga , punya anak ya kok ya dimakan , diminum”, kataku menggodanya. “Huush, dasar anak nakal.., Ayo dilepas .., Aduuh berantakan niih Spermamu pada tumpah di sprei, Keringatmu juga basahi tetek ibu niih”. “Buu, malam ini ibu nggak usah pulang. Aku pengin dikelonin ibu malam ini. Aku pengin diteteki sampai pagi”, kataku. “Ooh jangan cah bagus…, kalau dituruti Ibu juga penginnya begitu. Tapi tidak boleh begitu. Kalau ketahuan orang bisa geger deeh”, jawab ibuku. “Tapi buu , aku rasanya emoh pisah sama ibu”. Hiyya , ibu tahu, tapi kita harus pakai otak dong. Toh , ibu tidak akan kabur.., justru kalau kita tidak hati-hati , semuanya akan bubar deh”. Kami saling berpegangan tangan , berpandangan dengan mesra , berciuman lagi penuh kelembutan. Tiada kata-kata yang keluar , tidak dapat diwujudkan dalam kata-kata. Kami saling mengasihi , antara hubungan ibu dan anak , antara hubungan seorang pria dan seorang wanita , kami tulus mengasihi satu sama lain. Malam itu kami mandi bersama , saling menyabuni , menggosok , meraba dan membelai. Penisku dicuci oleh ibu mertuaku , sampai tegak lagi. “Sudaah , sudaah , jangan nekad saja. Ayo nanti keburu malam”. Hubungan malam itu sungguh sangat berkesan dalam hidupku. Hari-hari selanjutnya hubungan berjalan normal seperti biasanya. Kami saling menjaga hubungan baik. Kami menumpahkan kerinduan kami hanya apabila benar-benar aman. Tetapi kami banyak kesempatan untuk sekedar hubungan berciuman dan membelai. Kadang-kadang dengan berpandangan mata saja kami sudah menyalurkan kerinduan kami. Kami semakin sabar, semakin dewasa dalam menjaga hubungan cinta-kasih kami. END
CeritaDewasa - Ibu Mertuaku, Janda Seksi - Keluarga istriku terdiri dari ibunya yang tak lain adalah mertuaku. Namanya Heny, umurnya baru 38 tahun, kelahiran tahun 1964. Mertuaku yang peracik jamu ini adalah istri ketiga dari camat di kampungya dari pernikahannya yang menghasilkan tiga anak.
Kepulan asap dari sebatang rokok ketengan menemani lamunanku siang itu. Deru kendaraan lalu lalang di antara alunan lagu dangdut dari TV pemilik warteg di mana aku menumpang duduk sambil ngopi tak mampu menggugah pikiranku yang melayang entah kemana. Ngelamun aja lo, kangen bini ya? ’, tegur Bejo, rekan sesama tukang ojek tempat kami bersama hanya membalas dengan senyuman. Bu… kopi satu,’ ujarnya kepada pemilik warung. Catur, Den? ujarnya. halah… bosen, dari pagi main sama si Ujang, entar situ kalah lagi, Bejo hanya nyengir mendengar jawabanku. Siang ini memang pikiranku tengah galau, mengenang peristiwa tadi malam dan pagi hari tinggal menumpang mertua di sebuah rumah sederhana di kampung perbatasan jakarta. Kami berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan. Isteriku terpaksa menjadi TKI di Arab Saudi untuk memperbaiki keadaan. Motor kreditan yang aku pakai untuk mengojek ini juga hasil jerih payahnya. Kondisi mertua juga sama saja, ayah isteriku adalah tukang bangunan yang lebih sering keliling dari satu proyek ke proyek lain daripada dirumahnya sendiri, kadang berbulan-bulan tidak demikian aku memanggilnya, dulu sangat keras menolak pernikahan kami, ya wajar, sudah susah kok dapat mantu yang juga susah. Sementara ibu mertua kebalikannya, ia sosok ibu yang lembut dan baik hati. Mau bagaimana lagi kalau memang sudah jodohnya. Dulu aku sempat bekerja di pabrik sebelum akhirnya bangkrut dan aku kena itu hujan sangat deras menghujam bumi. Aku tengah lesehan di atas tikar lusuh menonton TV ketika tiba-tiba ibu mertua tergopoh-gopoh keluar dari kamarnya menuju kamar mandi, lalu terdengar suara seperti orang muntah. Aku menyusulnya,’’ada apa Bu? Masuk angin?, ia mengangguk lemah. Saya panggilkan Teh Nining sebelah ya bu?Tawarku. Gak usah, den, gak enak udah malam begini… mana hujan lagi, jawabnya. kalau gitu saya bikinin teh panas ya bu, saya juga masih punya obat neh, ibu mengangguk lalu berjaan menuju kamarnya. Setelah mengantarkan teh dan obat flu, kembali aku berbaring di ruang tamu sederhana itu sampai akhirnya aku dinding kusam itu menunjukan pukul malam ketika aku mendadak terbangun karena kembali ibu muntah-muntah di kamar mandi. Dengan segera aku menyusulnya,’’Ibu muntah lagi?, tanyaku… ia mengangguk lemah dan berkata, Ibu kalau belum dikeroki biasanya belum mempan, tapi mau bagaimana lagi,’ jawabnya muncul ide darimana,’ ya udah, biar saya yang ngeroki bu, ibu tunggu aja di kamar’’, jawabku dan ibu sepertinya tidak menolak kecuali ia menginginkan muntah-muntah lagi. Aku bergegas menuju dapur, mencari piring kecil alas gelas dan menumpahkan sedikit minyak goreng, tinggal 1 koin seratusan lama yang kebetulan aku masih menyimpan sedikit kaget setibanya aku di kamar, mendapati ibu telah berganti pakaian yang semula daster panjang kini kain kemben batik yang warnanya telah lusuh. Namun bukan itu yang membuat aku menelan ludah, tapi kemben sebatas dada itu telah menampakan bahu ibu yang ternyata kuning bersih, ditambah ketatnya kain itu menampakan lekak lekuk tubuhnya yang masih menampakan keindahan di usianya yang 45 tahun aku mengeroki punggungnya dalam posisi ibu duduk membelakangiku di atas ranjang tua di mana anakku juga tengah tertidur di atasnya. Selesai, di bagian pangkal leher dan bahunya, kini gilirang punggung bagian tengah, maaf bu, kainnya bisa diturunkan sedikit?, pintaku karena kain kemben itu mengangguk pelan dan membuka ikatan kain tersebut namun karena kurang hati-hati kain itu melorot hingga pantatnya yang dibungkus celana dalam putih lusuh, dan yang membuat sesuatu di balik celanaku tak bisa diajak kompromi adalah karena sekilas sisi payudaranya terlihat. Ibu segera membenahinya dan mendekap sarung batik itu didadanya, dan aku seolah-olah tak melihat pemandangan indah itu kembali melanjutkan kerokan mulai bercucuran di dahi ku, bukan hanya karena mengeluarkan tenaga tetapi juga menahan hasrat yang terpendam, setelah setahun berlalu tanpa sentuhan isteriku. Paling maksimal aku hanya bisa melakukan masturbasi untuk sekedar pelampiasan. Ibu kalau capek, baring aja, pintaku dan ibu menuruti dengan berbaring tengkurap sehingga aku bisa melanjutkan mengeroki punggung mulusnya itu, yang tampak berkilauan terkena sinar redup lampu kamar, belang-belang merah bekas kerokan tak bisa menghilangkan dingin mulai keluar dari pori-pori kulitnya. Aku terus bekerja sampai kemudian kudengar dengkuran halus keluar dari mulutnya, ibu tertidur. Dan entah kenapa aku tak serta merta menghentikan kerokan, seolah-olah ingin lebih lama menikmati pemandangan sensual tubuhnya. Khawatir ibu terbangun tiba-tiba, kini aku hanya memijat-mijat pelan pinggangnya…terus ke bawah hingga tumpukan daging kenyal pantatnya yang membusung itu. Mula-mula tanganku gemetar, namun menyadari ibu seolah-olah kian tenggelam di alam mimpi, aku makin memberanikan diri. Entah setan mana yang mengendalikanku, usai berlama-lama menjamah pantatnya, kini kucoba pelorotkan sarungnya ke nanar menyaksikan bayangan belahan pantatnya dibalik celana dalam lusuh yang menipis akibat keseringan di cuci itu, mana berlubang di sana-sini menampakan kulit di belakangnya, desakan batang kontolku kian mendesak celana pendek yang kupakai, menciptakan semacam tenda kecil di antara tangan gemetar ku pelorotkan celana dalam ibu secara perlahan, hubungan mertua-menantu ke depan dipertaruhkan dalam aksi nekat itu. Gerakanku terhenti ketika tepi paling atasnya tiba di pangkal paha ibu mertua yang agak merapat itu. Tentu saja bentuk pantat bahenol itu, bayangan hitam lubang anusnya dan tumpukan rambut hitam di bawahnya membuat aku kehilangan kontrol.

ceritaseks dewasa dengan ibu ibu stw kumpulan cerita, cerita dewasa jilbab bugil ngentot cerita dewasa ngentot, cerita ngentot memek mertua kutaklukkan ibu mertuaku, cerita dewasa blogs gambar dan yang lainnya di wordpress, vidio ibu2 gendut lgi netot iklanin gratis, cerita ngentot koleksi cerita dewasa

BenihDari Bapak Mertua. Ini berawal saat ibunya sakit dan harus masuk rumah sakit dan Paul harus terbang ke luar kota untuk urusan bisnis yang amat penting. Paul tadinya tak setuju saat Emma meminta papanya, Jack, agar menginap di rumah mereka untuk sementara untuk menemaninya pergi ke rumah sakit, mengatakan padanya bagaimana hal itu akan
Gakusah, den, gak enak udah malam begini mana hujan lagi, jawabnya. kalau gitu saya bikinin teh panas ya bu, saya juga masih punya obat neh, ibu mengangguk lalu berjaan menuju kamarnya. Setelah mengantarkan teh dan obat flu, kembali aku berbaring di ruang tamu sederhana itu sampai akhirnya aku terlelap. Jam dinding kusam itu menunjukan 4K4o.
  • 43myakc5z8.pages.dev/131
  • 43myakc5z8.pages.dev/509
  • 43myakc5z8.pages.dev/179
  • 43myakc5z8.pages.dev/702
  • 43myakc5z8.pages.dev/295
  • 43myakc5z8.pages.dev/231
  • 43myakc5z8.pages.dev/578
  • 43myakc5z8.pages.dev/86
  • cerita dewasa dengan ibu mertua